PEMPROV BERHARAP PROYEK PLTU LOMBOK SEGERA RAMPUNG

id

     Mataram, 10/1 (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat berharap proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap Batubara di Lombok, yang sebagiannya dijadwalkan rampung akhir Desember 2011 namun terulur hingga kini, dapat segera dirampungkan karena banyak rumah tangga yang menunggu pelayanan listrik.

     "Kami sudah berkoordinasi dengan pihak terkait di PLN yang menangani proyek itu, katanya ada alat yang harus didatangkan dari China dan sedang ditunggu," kata Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) H Badrul Munir, di Mataram, Selasa.

     Ia mengatakan, Pemprov NTB terus mendorong penyelesaikan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara di Lombok itu, karena pelayanan kelistrikan mutlak diperlukan.

     Bahkan, kata Badrul, Gubernur NTB TGH H Zainul Majdi, juga telah berkoordinasi langsung dengan Menteri Badan Usaha Milik Negera (BUMN) Dahlan Iskan, yang dulu menjabat Direktur Utama PT PLN (Persero) agar proyek PLTU Lombok itu dipercepat.

     "Kami tidak berdiam diri, kami terus dorong dan tanyakan apa masalahnya, sehingga arah penyelesaian proyek pembangkit listrik itu dapat segera dimanfaatkan sesuai peruntukannya," ujarnya.

     Seperti diketahui, proyek PLTU Batubara di Lombok itu, semula hendak diresmikan pengoperasiannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, saat peresmian Bandara Internasional Lombok (BIL) di Tanak Awu, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, sekitar 40 kilometer arah selatan Kota Mataram, pada 20 Oktober 2011.

     Namun, proyek PLTU itu batal diresmikan karena belum rampung, akibat berbagai kendala teknis dan non-teknis.

     Pemerintah membangun PLTU Batubara di Dusun Taman dan Dusun Jeranjang, Desa Kebon Ayu, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat, yang dikerjakan sejak 30 April 2009.

     PLTU yang dibangun di Dusun Taman dinamakan PLTU 1 Lombok  berkapasitas 1 x 25 MW yang dibiayai oleh APBN sesuai DIPA Departemen ESDM tahun anggaran 2009, yang semula ditargetkan beroperasi pada triwulan kedua tahun 2010, namun tertunda hingga kini.

     Total biaya pembangunan PLTU 1 Lombok itu sebesar Rp296,3 miliar, dan khusus tahun anggaran 2009 pelaksanaan proyek tersebut mendapat dukungan dana stimulus sebesar Rp68,8 miliar selain alokasi DIPA reguler tahun 2009 sebesar Rp64,2 miliar.

     Pelaksanaan proyek PLTU 1 Lombok itu dipercayakan kepada perusahaan konsorsium yang terdiri dari PT Wasa Mitra Engineering, PT Twink Indonesia dan PT Ciria Putra Sinergi. 

     Sementara PLTU di Dusun Jeranjang dinamakan PLTU 2 Lombok berkapasitas 2 x 25 MW yang dibiayai dari anggaran PLN (APLN) yang juga merupakan bagian dari Program Percepatan 10 ribu MW Tahap I.

     Pembangunan PLTU 2 Lombok itu dipercayakan kepada PT Barata Indonesia (Persero) dengan sistem "turnkey" (EPC), dengan nilai kontrak yang terbagi dalam dua bagian mata uang yakni sebanyak 30,7 juta dolar AS dan Rp354,3 miliar.

     Saat ini, progres pembangunan PLTU Lombok 1 berkapasitas 1 x 25 MW itu sudah hampir rampung secara keseluruhan, sementara PLTU 2 Lombok berkapasitas 2 x 25 MW yang juga tengah dibangun di Jeranjang, baru mencapai 50 persen lebih dan diperkirakan baru akan rampung paling cepat pertengahan 2012.

     Khusus PLTU 1 Lombok, telah memasuki tahapan uji keandalan (reliability run test) sistem selama 30 hari tanpa mesin mati, guna mengukur kapasitas energi listrik yang dihasilkan yakni 25 Mega Watt (MW) sesuai perencanaan.

     Setelah itu, baru memasuki tahapan komersial operasi atau Commercial Operating Date (COD), dan jika berjalan sesuai rencana maka akan rampung akhir Desember 2011.

     Namun, tahapan uji keandalan itu masih terkendala peralatan yang harus didatangkan dari China, sehingga terulur dari target perampungan pada akhir Desember 2011. (*)