LIPI KEMBANGKAN PUSAT BISNIS DAGING DI NTB

id

     Mataram, 23/2 (ANTARA) - Lembaga Ilmu Pengetahuan dan Teknologi tengah mengembangkan pusat bisnis daging atau "Meat Bussiness Centre" di wilayah Nusa Tenggara Barat, sebagai bagian dari penerapan Sistem Inovasi Daerah atau SIDa yang akan diluncurkan secara resmi oleh Menristek, 25 Februari 2012. 

     "Proses pengembangan MBC (Meat Bussiness Centre) dimulai dengan menggerakan sektor hulu untuk mendapatkan dan memproduksi sapi-sapi potong," kata DR Ir Baharuddin Tappa APU selaku peneliti senior Bioteknologi Reproduksi Ternak Lembaga Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (LIPI), di Mataram, Kamis.

     Baharuddin mengemukakan hal itu terkait rencana peluncuran pengembangan SIDa berbasis kawasan di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB).

     Sesuai rencana, Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti Muhammad Hatta, akan meluncurkan SIDa sebagai bagian dari upaya penguatan sistem inovasi nasional, di wilayah Nusa Tenggara Barat, yang dijadwalkan Sabtu (25/2), di Banyumulek, Kabupaten Lombok Barat.

     SIDa merupakan upaya pemberdayaan iptek dan inovasi berdasarkan keunggulan lokal, sebagai salah satu cara untuk mendorong produktifitas masyarakat, sehingga diharapkan akan memperkuat pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional.

     Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) mulai mengembangkan SIDa sejak 2007 meskipun peluncuran program itu baru dilakukan pada 13 Oktober 2010, di Pelambang, Sumatera Selatan, agar kegiatan dan aksi nyatanya tidak dimulai dari nol.

     Setelah di Sumatera Selatan, kini giliran NTB untuk mengembangkan SIDa yang didukung para peneliti handal yang dimiliki Indonesia.

     LIPI merupakan satu dari tujuh lembaga peneliti yang tergabung dalam Lembaga Pemerintahan Non Kementerian (LPNK) Riset dan Teknologi (Ristek), Kemenristek.

     Lembaga lainnya yang juga dilibatkan secara aktif dalam pengembangan SIDa NTB, antara lain Kantor Kemenristek bidang Riset Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Riptek), Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).    

     Baharuddin mengatakan, LIPI berperan aktif dalam pengembangan SIDa NTB, khususnya untuk klaster peternakan.

     Kawasan SIDa NTB itu diharapkan mampu membangun dan menggerakan MBC atau pusat bisnis daging di Banyumulek, Kabupaten Lombok Barat.

     "LIPI telah merampungkan desain pengembangan klaster peternakan untuk pengembangan MBC itu. Di sektor hulu LIPI telah memproduksi bibit unggul berupa sperma beku yang telah dipisahkan jenis kelaminannya (sperma sexing) untuk menghasilkan anak sapi dengan jenis kelamin yang telah ditentukan (jantan atau betina)," ujarnya.

     Sampai saat ini, kata Baharuddin, sekitar 2.000 dosis telah diproduksi, sebanyak 250 dosis diantaranya telah diinseminasikan ke ternak masyarakat. Diharapkan, akhir tahun ini pedet-pedet sapi berjenis kelamin sesuai harapan akan dipanen. 

     Selain sektor hulu, juga pengembangan di sektor hilir berupa pengolahan hasil dan pemasaran, yang juga harus didukung kawasan di sekitarnya.

     "Jadi, pengembangan MBC mulai dari penyiapan ternak sapi unggul hingga pengolahan dan pemasaraannya, dan itu akan terpusat di SIDA NTB berbasis kawasan yakni di Banyumulek," ujarnya.

     Menurut dia, upaya memproduksi bibit unggulan dengan sentuhan iptek itu sudah dikembangkan Puslitbang Bioteknologi LIPI di wilayah NTB sejak awal 1996, yakni bekerja sama dengan Dinas Peternakan NTB dan Peternakan Tri "S" Tapos, guna mengembangkan pusat pembibitan sapi Brangus di Amor-Amor, menggunakan teknologi Inseminasi Buatan (IB) dan Transfer Embrio (TE).

     Dari program tersebut, telah disalurkan bibit unggul berupa sperma dan embrio kepada kelompok ternak di Lombok Barat, Lombok Timur dan Lombok Tengah.

     "Beberapa kelompok tersebut telah berhasil mengembangbiakan sapi Brangus dan menjadi sapi pilihan karena sapi Brangus bisa beradaptasi, berkembang dan tumbuh lebih cepat serta harga jualnya cukup tinggi," ujarnya. (*)