KEMRISTEK LUNCURKAN KAWASAN SIDA SAPI DI NTB

id

     Mataram, 25/2 (ANTARA) - Kementerian Riset dan Teknologi  meluncurkan Sistem Inovasi Daerah (Sida) berbasis peternakan sapi di Banyumulek, Lombok Barat, NTB, dalam rangka memenuhi target provinsi sejuta sapi pada 2014.

     "Ini untuk mendukung program nasional swasembada daging pada 2014 dan target Bumi Sejuta Sapi (BSS) NTB 2014," kata Menristek Gusti Muhammad Hatta pada Peluncuran Sistem Inovasi Daerah (Sida) yang juga dihadiri Gubernur NTB Zainul Majdi, Sabtu.

      Pada 2010, ujar Menristek Gusti Muhammad Hatta, produksi daging nasional baru 223.332 ton padahal kebutuhan nasional 526.864 ton sehingga pada 2011 pemerintah mengalokasikan impor sapi 500 ribu ekor dan 93 ton daging sapi.

      Ia juga prihatin atas konsumsi daging rakyat Indonesia yang sangat rendah yakni 4,5 kg per kapita per tahun, dibandingkan dengan Malaysia 38,5 kg per kapita per tahun, Thailand 14 kg per kapita per tahun, dan Filipina 8,5 kg per kapita per tahun.

      Karena itu, insentif riset berupa Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa (PKPP) akan disinergikan dengan kawasan terpadu di Banyumulek ini berkoordinasi dengan LIPI, Batan, Dinas Peternakan, Bappeda NTB, Fakultas Peternakan Universitas Mataram, PT KAR dan PT Gerbang NTB Emas yang fokus pada pengolahan daging dan hasil sampingan sapi.

 

Sperma beku

      Sementara itu, Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Lukman Hakim menyerahkan 2.500 dosis sperma beku jantan sapi Bali unggul untuk disebarkan kepada para peternak dalam rangka mempercepat tumbuhnya populasi sapi di NTB.

      Kawasan Sida NTB diharapkan mampu menggerakkan Meat Business Centre (MBC) yang dimulai dengan menggerakkan sektor hulu untuk mendapatkan dan memproduksi sapi-sapi siap potong sekaligus menggerakkan sektor hilir berupa pengolahan hasil dan pemasaran.

     "Saya harap kawasan Banyumulek ini bisa memberi tiga nilai tambah yakni nilai tambah keilmuwan dengan munculnya publikasi ilmiah dan paten, ekonomi berupa bibit unggul dan meningkatnya produksi sapi dan nilai tambah sosial dengan meningkatnya kapasitas dan jumlah peternak," kata Kepala LIPI Lukman Hakim.

     Kawasan rumah potong hewan seluas 39 ha itu juga diharapkan menjadi percontohan klaster inovasi peternakan yang menghasilkan "food, feed, fertilizer and fuel", ujarnya.

     Dalam kesempatan itu Menristek bersama Gubernur dan para kepala LIPI, Batan, Lapan, Bakosurtanal dan lainnya  melakukan inseminasi buatan kepada sejumlah sapi betina yang diharapkan akan melahirkan pada Oktober 2012.  (*)