KEMRISTEK-PEMPROV NTB TEKEN PERJANJIAN PENGEMBANGAN SIDA

id

     Lombok Barat, NTB, 25/2 (ANTARA) - Kementerian Riset dan Teknologi, dan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menekan perjanjian kerja sama pengembangan Sistem Inovasi Daerah sebagai bagian dari upaya penguatan sistem inovasi nasional, di wilayah Nusa Tenggara Barat.

     Perjanjian kerja sama itu ditekan, saat peluncuran Sistem Inovasi Daerah (SIDa) berbasis kawasan oleh Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta, di Banyumulek, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu.

     Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek) diwakili Asisten Deputi Iptek Industri Kecil Menengah Santosa Yudo Warsono, dan Kepala Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Witjaksono.

     Sedangkan Pemprov NTB diwakili Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan daerah (Bappeda) NTB Rosiadi Sayuti, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan NTB Syamsul H Dilaga.

     Rektor Universitas Mataram (Unram) Prof H Sunarpi PhD juga menandatangani perjanjian kerja sama pengembangan SIDa itu mewakili peneliti.

     Direktur Utama PT Gerbang NTB Emas (GNE) Zainul Aidi selaku pengelola kawasan SIDa di Banyumulek, Lombok Barat, dan Direktur PT Anugerah Rumpim Karnadi Winaga selaku konsultan pengembangan SIDa, juga ikut menandatangani perjanjian itu.

     Demikian pula pimpinan Business Inovation Center yang juga mengambil bagian dalam penandatanganan perjanjian kerja sama pengembangan SIDa, guna mendukung Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang dicanangkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pada 27 Mei 2011. 

     SIDa merupakan upaya pemberdayaan iptek dan inovasi berdasarkan keunggulan lokal, sebagai salah satu cara untuk mendorong produktifitas masyarakat, sehingga diharapkan akan memperkuat pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional.

     Pada kesempatan itu juga digelar penyerahan program insentif ristek untuk kategori Peningkatan Kapasitas Peneliti dan Perekayasa (PKPP) dan kategori Sistem Inovasi Nasional (Sinas). 

     PKPP mencakup 105 riset dan untuk Sinas sebanyak 20 riset, yang melibatkan tujuh lembaga penelitian yang tergabung dalam Lembaga Pemerintahan Non Kementerian (LPNK) Riset dan Teknologi (Ristek).

     Ketujuh LPNK itu yakni Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Pengawasan Teknologi Nuklir (Bapeten) dan Badan Tenaga Atom Nasional.

     Tiga lembaga peneliti LPNK lainnya yakni Badan Informasi Geospasial (BIG) yang dulunya bernama Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), dan Badan Standarisasi Nasional (BSN). 

     Dalam arahannya, Menristek Gusti Muhammad Hatta mengatakan, pengembangan SDM dan iptek melalui SIDa itu untuk mendukung implementasi MP3EI 2011-2025 koridor V.

     Provinsi NTB tergabung dalam Koridor V bersama Bali dan NTT. Koridor V ditetapkan sebagai kawasan pendukung pariwisata dan pangan nasional.

     "Pada dasarnya sistem inovasi merupakan alat atau sarana untuk menumbuhkan inovasi-inovasi yang memberikan manfaat bagi masyarakat atau dunia usaha. Filosofinya yakni terbentuknya jejaring dan interkatif akademisi, pebisnis dan pemerintah," ujarnya.

     Sejalan dengan MP3EI itu, khusus koridor V pemerintah telah mencanangkan swasembada daging 2014, sehingga perlu dibangun kawasan sentra pertanian dan peternakan di daerah itu.

     Upaya yang ditempuh antara lain, peningkatan produksi dengan teknologi inseminasi, penyediaan pakan ternak berkualitas dan mencukupi, pembibitan, dan teknologi biogas guna menciptakan industri peternakan ramah lingkungan.

     "Dukungan ipteknya antara lain peningkatan kemampuan SDM termasuk kapasitas para peternak, dan pengembangan teknologi untuk perbaikan mutu, dan pengembangan kawasan terpadu/klaster inovasi pertanian-peternakan," ujarnya.

     Karena itu, Kemristek bekerja sama dengan pihak-pihak terkait membangun proyek percontohan di Banyumulek, Lombok Barat, yang akan dijadikan kawasan terpadu pertanian-peternakan dengan aktivitas produksi sapi, pemeliharaan dan pemotongannya, industri pakan dan pupuk organik, dan pelatihan, yang dikemas dalam program SIDa. (*)