BNPB ajak masyarakat Indonesia pertahankan penghargaan dunia

id BNPB, penanggulangan bencana, penghargaan dunia untuk Indonesia

"Indonesia karena kegotongroyongannya mendapat pengakuan dunia internasional atas kerja keras semua `stakeholder` dan seluruh kelembagaan dan sukarelawan. Itu harus dipertahankan," kata Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maari
Mataram (Antara Mataram) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk memaknai dan mempertahankan penghargaan dunia atas keberhasilan menangani bencana secara cepat yang menunjukkan penanganan bencana di Tanah Air sudah diakui dunia.

"Indonesia karena kegotongroyongannya mendapat pengakuan dunia internasional atas kerja keras semua `stakeholder` dan seluruh kelembagaan dan sukarelawan. Itu harus dipertahankan," kata Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif pada pembukaan puncak peringatan bulan PRB 2013 yang dipusatkan di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin.

Provinsi NTB menjadi tuan rumah penyelenggaraan puncak peringatan bulan PRB tingkat nasional yang dipusatkan di Ibu Kota Provinsi NTB, pada tanggal 7--11 Oktober 2013.

BNPB setiap tahun memperingati bulan PRB yang secara global diperingati setiap 13 Oktober. Namun, sejauh ini baru tiga kali digelar secara nasional. Kegiatan pertama dan kedua di Yogyakarta.

Puncak peringatan bulan PRB di NTB itu diikuti sekitar 3.000 peserta, termasuk perwakilan dari sejumlah negara sahabat.

Syamsul mengatakan bahwa pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendapatkan penghargaan "Global Champion Disaster Risk Reduction" yang diberikan oleh Sekjen PBB pada forum Global Platform III, Mei 2011.

Pada Global Platform IV, yang merupakan kelanjutan dari forum Global Platform III, kembali Indonesia menjadi perhatian dunia di bidang penanggulangan bencana alam karena menampilkan model simulasi bencana paling terkoordinasi yang selama ini dimiliki oleh dunia.

Pujian kepada Indonesia itu datang dari 173 negara peserta Global Platform IV di Jenewa, Swiss, yang digelar oleh UNISDR, sebuah lembaga PBB di bidang pengurangan risiko bencana pada tanggal 19--23 Mei 2013.

"Itu artinya bahwa semua masyarakat Indonesia telah menunjukkan kemampuannya untuk bergotong royong menolong sesamanya," ujarnya.

Menurut Syamsul, NTB merupakan bagian kecil dari kekuatan gotong royong yang ada di Indonesia, dan juga telah terbentuk BNPB yang lahir sebagai bentuk kepedulian terhadap penanggulangan bencana.

Oleh karena itu, NTB pun dituntut memperlakukan alamnya, agar menjadi contoh upaya pengurangan risiko bencana di Tanah Air.

"Tentu semua pihak harus menjadikan program pengurangan risiko bencana sebagai upaya bersama baik di tingkat nasional maupun lokal, mengingat dampak bencana cukup besar," ujarnya. (*)