Ketegangan Australia-Indonesia belum pengaruhi pariwisata NTB

id Ketegangan Indonesia-Australia, terkait isu penyadapan, pariwisata NTB

Ketegangan Australia-Indonesia belum pengaruhi pariwisata NTB

Ketegangan yang mencuat setelah penyadapan yang dilakukan Australia terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan sejumlah pejabat lainnya terbongkar, belum mempengaruhi sektor pariwisata di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB). (Wisatawan di Gili Traw

"Sampai saat ini belum ada pengaruhnya, kunjungan wisatawan Australia ke NTB masih baik," kata Wakil Gubernur NTB H Muh Amin.
Mataram (Antara Mataram) - Ketegangan yang mencuat setelah penyadapan oleh Australia terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan sejumlah pejabat lainnya terbongkar, belum mempengaruhi sektor pariwisata di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Sampai saat ini belum ada pengaruhnya, kunjungan wisatawan Australia ke NTB masih baik," kata Wakil Gubernur NTB H Muh Amin, ketika dihubungi di Mataram, Minggu.

Amin menduga, wisatawan Australia tetap berkunjung ke wilayah NTB karena menganggap ketegangan yang mencuat merupakan persoalan di level elit kedua negara.

Ia pun berharap, ketegangan tersebut segera berlalu, mengingat Perdana Menteri Australia Tony Abbot telah menanggapi surat protes Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait aksi penyadapan tersebut.

"Kami juga mengimbau semua pihak di wilayah NTB untuk tetap tenang, bisa menahan diri dan tidak harus melakukan aksi-aksi yang dapat mengganggu kemajuan sektor pariwisata di daerah ini," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi NTB Muhammad Nasir mengatakan, kunjungan wisatawan dari Australia masih tetap banyak.

Peningkatan jumlah penumpang Jetstar Airways untuk rute penerbangan dari Perth, Australia, ke Bandara Internasional Lombok (BIL) di NTB, masih tetap signifikan.

Sejak 24 September 2013, Jetstar melayani rute penerbangan Perth-Lombok, empat kali seminggu setiap Selasa, Kamis, Jumat dan Minggu.

Awalnya "load factor" penerbangan Jetstar hanya 40 persen, dan terus meningkat hingga melebihi target manajemen Jetstar yakni 70 persen.

"Malah beberapa hari terakhir ini, `load factor` mencapai 95 persen. Itu berarti kunjungan wisatawan dari Australia ke NTB masih bagus, meskipun ada `travel warning` Pemerintah Australia terkait ketegangan yang dilatarbelakangi aksi penyadapan itu," ujar Nasir.

Pemerintah Australia menerbitkan larangan berkunjung atau "travel warning" bagi warga negaranya yang berada atau akan ke Indonesia menyusul meningkatnya protes terkait penyadapan yang dilakukan oleh Kedutaan Besar Australia kepada sejumlah pejabat Indonesia.

Peringatan itu dikeluarkan melalui Kedutaan Besar Australia di Jakarta, Rabu (20/11/) atau Kamis (21/11) dini hari waktu Australia. Peringatan tersebut berstatus waspada atau perlu peningkatan kewaspadaan.

Pemerintah Australia mengingatkan adanya kemungkinan peningkatan gangguan ketegangan setelah penyadapan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan sejumlah pejabat lainnya terbongkar.

Presiden Yudhoyono kemudian melayangkan surat protes secara tegas atas kasus penyadan tersebut. (*)