Wasdakim: tak banyak imigran pencari suaka transit di Lombok

id Tak banyak imigran pencari suaka transit di Pulau Lombok, pejabat Kantor Imigrasi Mataram

Wasdakim: tak banyak imigran pencari suaka transit di Lombok

Pejabat Kantor Imigrasi (Kanim) Mataram menyatakan, para imigran pencari suaka dari berbagai negara di Timur Tengah, mulai enggan transit di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) sebelum menuju Benua Australia. Sepanjang 2013, sejak Januari hingga

"Sepanjang 2013, sejak Januari hingga akhir November ini tidak ada satu pun imigran pencari suaka itu yang transit di Lombok," kata Wasdakim Kantor Imigrasi Mataram Indra Iskandarsyah.
Mataram (Antara Mataram) - Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian (Wasdakim) Kantpr Imigrasi Mataram Indra Iskandarsyah menyatakan bahwa jumlah imigran pencari suaka tidak banyak yang transit di Pulau Lombok, NTB sebelum menuju Benua Australia.

"Sepanjang 2013, sejak Januari hingga akhir November ini tidak ada satu pun imigran pencari suaka itu yang transit di Lombok," kata Wasdakim Kantor Imigrasi Mataram Indra Iskandarsyah di Mataram, Senin.

Ia mengatakan kondisi tersebut berbeda dibandingkan pada tahun 2011 dan 2012, yang banyak berurusan dengan imigran pencari suaka yang berupaya transit di Pulau Lombok, sebelum bertolak ke Australia secara ilegal.

Indra menyebut sepanjang 2011 imigran pencari suaka dari Afganistan, Irak dan negara Timur Tengah lainnya, yang diamankan di wilayah NTB tercatat sebanyak 67 orang.

Setelah diamankan di hotel kelas melati atas arahan Lembaga Migrasi Internasional (IOM), para imigran gelap itu disebar ke rumah detensi migrasi (rudenim) di berbagai daerah.

Sepanjang 2012, sejak Januari hingga November, tercatat sebanyak 182 orang imigran pencari suaka yang diamaNkan aparat kepolisian maupun satuan TNI.

Kasus terakhir sebanyak 71 orang imigran Afganistan dan Irak yang diamankan satuan TNI dari Korem 162/Wira Bhakti, ketika lolos dari pengawasan aparat di pelabuhan penyeberangan Lembar, Kabupaten Lombok Barat, 29 Agustus 2012.

Dari jumlah itu, sebanyak 41 orang melarikan diri dari lokasi penampungan dan sudah lebih dari 100 orang disebar ke berbagai Rudenim.

Terdapat 13 Rudenim yang menyebar di sejumlah provinsi di Indonesia, yang terdekat dengan NTB yakni Rudenim Bali dan Kupang.

"Mengapa mereka enggan transit di Lombok, mungkin karena aparat tegas dan begitu ditemukan diamankan dan dikirim ke berbagai rudenim, karena belum ada rudenim di Pulau Lombok," ujarnya.

Pejabat imigrasi itu pun optimistis, para pencari suaka makin enggan transit di Pulau Lombok, jika aparat keamanan bersikap tegas.

Apalagi, belakangan ini mencuat ketegangan antara Indonesia dan Australia sehubungan dengan aksi penyadapan yang dilakukan oleh Kedutaan Besar Australia kepada sejumlah pejabat Indonesia.

"Yakin saya, para imigran pencari suaka itu makin enggan transit di Lombok dan daerah lainnya di Indonesia, karena adanya ketegangan terkait aksi penyadapan itu," ujar Indra. (*)