Keluarga Minta Pemerintah Usut Kematian TKI NTB

id TKI NTB

Keluarga Minta Pemerintah Usut Kematian TKI NTB

Ilustrasi kisah tragis TKI yang ditembak di Malaysia (Ist)

Saya berharap pemerintah ada sikap untuk mengusut sampai jelas, jangan sampai seperti ini main tembak sembarangan
Lombok Tengah,  (Antara)- Keluarga almarhum Wahab, salah seorang dari tiga tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Nusa Tenggara Barat (NTB) yang tewas ditembak di Malaysia, mengharapkan pemerintah dapat turun tangan mengusut kematian ketiga TKI tersebut.

"Saya berharap pemerintah ada sikap untuk mengusut sampai jelas, jangan sampai seperti ini main tembak sembarangan," kata Abdul Razak, keluarga korban Wahab di Lombok Tengah, Minggu.

Menurut Razak, keluarga korban tidak mungkin bergerak sendiri. Untuk itu, pemerintah melalui kedutaan besar di Malaysia harus turun tangan mengusut kejadian ini.

"Jangan sampai hal seperti ini kembali terulang pada TKI lain yang bekerja di Malaysia. Kami minta pemerintah dapat membuktikan, apakah pantas tindakan penembakan itu, apakah sudah benar prosedurnya," kata Razak, dengan nada tinggi.

Sementara itu, pihak keluarga mengaku tidak percaya dengan cerita yang berkembang, bahwa almarhum Wahab saat kejadian terlibat baku tembak hingga akhirnya meninggal dunia.

Di mata keluarga dan tetangga, kata Abdul Razak, almarhum Wahab, salah seorang dari tiga TKI yang tewas ditembak di Malaysia tersebut, dikenal sebagai seorang yang baik dan soleh. Almarhum pun kerap menjadi muazin di masjid kampungnya.

Anak keempat dari lima bersaudara ini meninggalkan satu orang anak laki-laki Muhammad Raziqullah (4) dan seorang istri yang saat ini tengah hamil tua.

Sebelumnya, ketiga jenazah TKI dikirim dari Malaysia menggunakan pesawat Garuda Indonesia melalui Bandara Internasional Lombok (BIL) pada Jumat (17/1) malam.

Menurut keterangan pihak Disnakertrans NTB, ketiganya meninggal dunia setelah ditembak polisi Diraja Malaysia.

Ketiga TKI tersebut atas nama Wahab, asal Dusun Lendang Tengah, Desa Bebuak, Kecamatan Kopang, Kabupaten Lombok Tengah. Sudarsono, asal Dusun Teduh, Desa Tuduk, Kecamatan Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah dan Gusti Randa, asal Dusun Teduh, Desa Tuduk, Kecamatan Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah.

Pihak keluarga telah memakamkan ketiga jenazah di kampung halaman mereka masing-masing pada Sabtu (18/1) lalu.