PLN Diminta Sosialisasikan Kemungkinan Krisis Listrik

id PLN Mataram

PLN Diminta Sosialisasikan Kemungkinan Krisis Listrik

PLN seharusnya gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat, terkait kemungkinan krisis listrik (Ist)

Mataram sebagai kota yang sedang berkembang, saat ini membutuhkan energi listrik yang cukup tinggi. Misalnya, jalan-jalan yang baru dibangun, harus dilengkapi dengan penerangan jalan umum
Mataram,  (Antara) - Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh meminta pihak PLN menyosialisasikan peluang kemungkinan terjadi krisis listrik secara nasional kepada masyarakat.

"Karena dari 100 ribu mega watt yang ditargetkan pemerintah baru selesai sekitar 30 persen," katanya saat memberikan sambutan sebelum dimulainya pembangunan "Mataram Sunset Beach" di Mataram, Sabtu.

Dalam kaitan itu, kata dia, PLN seharusnya gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat, agar masyarakat dapat memahami upaya pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan listrik di daerah.

"Termasuk berbagai solusi dan kemungkinan dampak yang akan timbul akibat tidak tercapainya kebutuhan listrik secara nasional yang telah ditargetkan," katanya.

Apalagi Mataram sebagai kota yang sedang berkembang, saat ini membutuhkan energi listrik yang cukup tinggi. Misalnya, jalan-jalan yang baru dibangun, harus dilengkapi dengan penerangan jalan umum (PJU).

Di Kota Mataram terdapat sebanyak 6.000 titik lampu yang dibutuhkan masyarakat, belum lagi listrik untuk rumah tangga dan kebutuhan listrik berbagai pembangunan hotel dan usaha-usaha lainnya yang baru tumbuh.

"Seperti hotel, apartemen dan pusat perbelanjaan `Mataram Sunset Beach` yang diperkirakan membutuhkan listrik minimal 0,5 mega watt, begitu juga dengan `Islamic Center` yang segera diresmikan, hotel Golden Palms, dan `Epicentrum Mall` yang dibangun di bekas Kantor Bupati Lombok Barat, serta usaha lainnya yang akan tumbuh, minimal masing-masing membutuhkan 0,5 mega watt," katanya.

Ia mengatakan, pemenuhan kebutuhan publik itu tidak hanya untuk Kota Mataram, melainkan untuk NTB secara umum, karena Mataram merupakan ibu kota provinsi yang selalu menjadi barometer daerah lainnya.

"Kota Mataram memiliki prospek usaha yang sangat bagus, sehingga membutuhkan dukungan dari semua pihak dalam berbagai bidang," katanya.

Sebelumnya, pembangunan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) Tanjung Karang Kota Mataram, ditolak warga.

Penolakan ini dilakukan karena proyek pembangkit listrik itu dinilai tidak sesuai aturan tentang tata ruang, sehingga warga menuntut agar proyek itu dihentikan karena dianggap membahayakan kesehatan.

Padahal pembangunan itu dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Kota Mataram yang setiap saat meningkat.