Pendatang di Sumbawa Lirik Profesi Tukang Cukur

id Cukur Rambut

Pendatang di Sumbawa Lirik Profesi Tukang Cukur

Profesi menjadi tukang cukur rambut menjadi salah satu alternatif warga pendatang di Sumbawa untuk mencari nafkah (Suhaedi)

Pekerjaan menjadi tukang cukur rambut memberikan rezeki yang cukup, hingga sedikit demi sedikit saya bisa mengirim hasil kerja keras kepada orang tua agar bisa membangun rumah
Sumbawa Besar, 22/4 (Antara)- Sejumlah pendatang di wilayah Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, belakangan ini melirik profesi menjadi tukang cukur rambut, sebagai alternatif untuk mendapatkan penghasilan.

"Pekerjaan menjadi tukang cukur rambut memberikan rezeki yang cukup, hingga sedikit demi sedikit saya bisa mengirim hasil kerja keras kepada orang tua agar bisa membangun rumah di Bangkalan, Madura," kata Joko, salah seorang warga pendatang asal Madura yang kini menetap di Sumbawa, Selasa.

Joko menyebutkan, dari pekerjaan sebagai tukang cukur, dirinya dan teman-temannya mendapatkan `fee` sebesar enam persen setiap harinya dari `juragan` pemilik tempat yang dipakai usaha pangkas rambut.

"Setelah dipotong pajak per kursinya, hasil yang kami dapatkan cukup lumayan. Per harinya kami bisa mendapatkan minimal Rp200 ribu. Pendapatan sebesar itu kami peroleh saat kondisi sepi. Kalau menjelang masuk sekolah atau hari besar keagamaan, kami bisa mendapatkan dua kali lipatnya," ujar bapak dua anak yang mengaku telah menetap di Kota Sumbawa sejak 15 tahun silam.

Dikatakan dia, pendapatan itu sangat melegakan karyawan lainnya karena bisa menghidupi bersama anak dan istri.

Disinggung soal pelanggan, Joko menyatakan jasanya sebagai tukang cukur acap kali digunakan oleh pejabat daerah di Kabupaten Sumbawa. Mulai dari kepala SKPD, kapolres, dandim hingga bupati, pernah menggunakan jasanya dalam persoalan bercukur untuk kerapian rambut.

Untuk kalangan pejabat daerah, kata Joko, jasanya sebagai tukang cukur tidak dilakukan di tempat praktik, melainkan di rumah atau di kantor pejabat bersangkutan.

Joko mengaku pekerjaan mencukur pejabat dilakukan dengan senang hati, selain memperoleh bayaran sedikit besar dari tarif normal, pejabat bersangkutan memberikan uang tip yang lebih dari biasanya. Bahkan, tidak jarang memberikan servis, misalnya makanan dan minuman.

Menyinggung keterampilan yang dimilikinya, Joko yang sebelumnya berprofesi sebagai kuli bangunan di kampung halamannya di Bangkalan menyatakan, keahliannya mencukur didapatkan dari hasil kursus dari pemilik usaha tempatnya bekeja. Keterampilan tersebut dipelajarinya selama satu tahun.

"Kalau sudah mahir, kami dibawa ke Kota Sumbawa untuk dipekerjakan dan sang `juragan` kemudian menyediakan tempat. Tarif cukur rambut hanya Rp13 ribu per kepala, sangat murah dibanding biaya bercukur di salon-salon. Pelanggan pun mendapat servis pijat refleksi," ucapnya.

Ke depannya, Joko mengharapkan tetap memberikan pelayanan terbaik dan bekerja keras agar dapat memberikan hasil maksimal. Moto inilah yang selalu ditanamkan Joko dalam hati, menyitir ucapan sang majikan sesaat sebelum dirinya berangkat merantau ke Pulau Sumbawa.