Menristek: Iptek ASEAN Harus Jadi Tuan Rumah

id Iptek ASEAN

Menristek: Iptek ASEAN Harus Jadi Tuan Rumah

Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta (Ist)

Yang jelas kita sama-sama sepakat teknologi yang dikembangkan itu jadi tuan rumah di ASEAN
    Bogor,  (Antara) - Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta mengatakan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan peneliti ASEAN harus menjadi tuan rumah saat pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN pada akhir Desember 2015.

         "Yang jelas kita sama-sama sepakat teknologi yang dikembangkan itu jadi tuan rumah di ASEAN," kata Menristek usai membuka Konferensi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ASEAN 2014 di IPB Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Senin.

         Meski, menurut dia, peneliti-peneliti Indonesia pun hingga saat ini masih menggali Iptek dari negara-negara sahabat, namun sambil terus meningkatkan diri dalam pengembangan teknologi diharapkan akan semakin mandiri dalam penguasaan Iptek.

         Dalam pertemuan Komite Kerja Sama Iptek ASEAN (ASEAN COST) ke-68 yang akan digelar pada 22 Agustus 2014 dan Pertemuan Informal Tingkat Menteri Bidang Iptek ASEAN ke-8 (8th IAMMST) pada 25 Agustus 2014 di Bogor, kebijakan-kebijakan lanjutan terkait kerja sama Iptek 10 negara ASEAN akan kembali dibahas.

         "Untuk tingkat Menteri nanti yang dibahas tentu soal kebijakan untuk Iptek. Kebijakan seperti apa dan anggota diarahkan seperti apa nanti kita bahas di sana (8th IAMMST)," ujar dia.

         Sebelumnya para Menteri bidang Iptek ASEAN pernah bersepakat untuk mereorganisasi dan merestrukturisasi fokus kerjasama Iptek ASEAN ke dalam empat kluster sebagai  implementasi dari Krabi Initiative yang dihasilkan dalam pertemuan Komite Kerja Sama Iptek ASEAN (ASEAN COST) ke-60 pada 2010 di Krabi, Thailand. 
    Keempat kluster tersebut, yakni pertama, teknologi hijau, teknologi air, dan ketahanan pangan. Kedua, ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi untuk kehidupan dan pasar global.

         Klaster ketiga yakni digital economy, dan klaster keempat, energi dan keanekaragaman hayati.
    Kesepakatan tersebut lantas dicapai dalam Pertemuan Informal para Menteri Bidang Iptek ASEAN yang ke-7 (IAMMST-7)Â di Burei Darussalam, 1--2 Desember 2012, yang merupakan rangkaian dari pertemuan Komite Kerjasama Iptek ASEAN ke-64.
    Dalam pertemuan tersebut para Menteri Iptek ASEAN sepakat bahwa kerjasama Iptek ASEAN di masa yang akan harus menghasilkan wujud yang nyata dan bermanfaat bagi peningkatan daya saing ASEAN. Karenanya, para menteri mengusulkan untuk diadakan studi yang holistik terlebih dahulu atas restrukturisasi tersebut untuk mengharmonisasikan delapan program tematik dalam Krabi Initiative dengan enam flagship program ASEAN yakni Early Waning System for Disaster Risk Reduction, Open Source System, Health, Functional Food, Biofuel dan Climate Change yang saat ini sedang berjalan.

         Implementasi dari restrukturisasi fokus kerja sama Iptek ASEAN dengan penekanan pada ke-4 klaster tersebut, rencananya dimulai 2016, yakni setelah implementasi dari enam flagship program ASEAN selesai diwujudkan paling lambat tahun 2015.