Keluarga Wisatawan Korban Perahu Tenggelam ikut Mencari

id Perahu Tenggelam

Keluarga Wisatawan Korban Perahu Tenggelam ikut Mencari

Ilustrasi - Kapal tenggelam (Ist)

Keluarga wisatawan itu datang tadi pagi ke Sangeang, dan langsung naik ke kapal RB 220 untuk bersama-sama melakukan pencarian
Mataram,  (Antara) - Keluarga dari salah satu wisatawan asal Spanyol yang hingga saat ini masih dinyatakan hilang di perairan Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, ikut melakukan pencarian bersama regu penyelamat.

"Keluarga wisatawan itu datang tadi pagi ke Sangeang, dan langsung naik ke kapal RB 220 untuk bersama-sama melakukan pencarian," kata Kepala Seksi Operasional Badan SAR Nasional (Basarnas) Mataram Lalu Wahyu Efendi, di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis.

Dua orang wisatawan asal Spanyol, masing-masing Victor (42) dan George (45), merupakan penumpang perahu pinisi yang tenggelam di Pulau Sangeang, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Minggu (17/8) sekitar pukul 01.15 Wita, diduga akibat menabrak batu karang.

Perahu pinisi tersebut berlayar bersama 20 wisatawan asing dan lima anak buah kapal dari Labuhan Lombok, Kabupaten Lombok Timur, NTB, menuju Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sebanyak 10 orang penumpang berhasil diselamatkan pada hari kejadian, Minggu (17/8), sedangkan 13 lainnya diselamatkan oleh nelayan pada Senin (18/8) sekitar pukul 01.00 Wita.

Para penumpang yang diselamatkan pada hari kedua itu terdiri atas lima anak buah kapal dan delapan wisatawan asing. Dengan demikian, total penumpang yang selamat 23 orang, sementara dua wisatawan asal Spanyol hingga saat ini masih belum ditemukan.

"Pencarian hingga hari kelima belum membuahkan hasil. Sampai sore ini masih nihil," ujar Wahyu.

Rencananya, kata dia, akan ada lagi satu anggota keluarga wisatawan asing yang belum ditemukan itu datang ke Kabupaten Bima, untuk ikut melakukan pencarian bersama regu penyelamat.

Para anggota keluarga korban perahu pinisi yang tenggelam itu diperbolehkan bergabung melakukan pencarian bersama tim penyelamat demi memastikan apakah anggota keluarganya masih hidup atau sudah meninggal.

"Kalau kemungkinan hidup itu tergantung takdir karena sudah memasuki hari kelima. Kami tetap berharap semoga dua wisatawan yang belum ditemukan itu tetap hidup," kata Wahyu.

Upaya pencarian korban tidak hanya melibatkan tim dari Basarnas Mataram dan Kabupaten Bima, tapi juga TNI Angkatan Laut, aparat kepolisian, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima dan para nelayan.

Basarnas Mataram memberangkatkan 25 anggotanya ke perairan Pulau Sangeang, menggunakan kapal penyelamat RB 220 dari Pelabuhan Lembar, Kabupaten Lombok Barat, pada Minggu (17/8), untuk membantu upaya pencarian korban.

Pencarian kedua korban dilakukan dengan menyisir perairan wilayah barat dan timur Kabupaten Bima, sedangkan di wilayah tengah menyisir perairan laut Kolo dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.

Sementara di bagian timur, regu penyelemat menyisir perairan laut Bajo Pulo di Gilibata.