BPPAUDNI Mataram Latih Pegawainya jadi Pembina Pramuka

id Pembina Pramuka

BPPAUDNI Mataram Latih Pegawainya jadi Pembina Pramuka

Ilustrasi - Pelatihan pramuka (Ist)

Pelatihan ini sebagai implementasi dari hasil musyawarah nasional gerakan Pramuka dan adanya kerja sama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka
Mataram,  (Antara) - Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Regional V Mataram, Nusa Tenggara Barat, melatih sebanyak 28 pegawainya sebagai pembina gerakan Pramuka yang akan memberikan pembinaan sesuai keahliannya.

Kepala Seksi Informasi dan Kemitraan BPPAUDNI Regional V Mataram Khairuddin, di Mataram, Jumat, mengatakan pelatihan kepramukaan bagi Majelis Pembimbing Gugus Depan (Gudep) dan Pamong Belajar BPPAUDNI Regional V Mataram tersebut bekerja sama dengan Kwartir Daerah (Kwarda) Pramuka Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Pelatihan ini sebagai implementasi dari hasil musyawarah nasional gerakan Pramuka dan adanya kerja sama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka," katanya usai acara pembukaan kursus orientasi bagi Majelis Pembimbing Gudep dan Pamong Belajar.

BPPAUDNI Regional V Mataram, kata dia, diarahkan oleh Kwarnas Pramuka untuk melaksanakan pembentukan Saka Widya Budaya Bakti.

Namun, lebih dulu ditindaklanjuti dengan pembentukan Gudep 120-121 Mataram, sejak tiga tahun lalu.

Gudep yang sudah terbentuk, lanjut Khairuddin, tentu harus ada pembina yang akan memberikan pembinaan. Oleh sebab itu, sebagian karyawan BPPAUDNI Regional V Mataram, dilatih sebagai tenaga sumber daya.

"Sesungguhnya karyawan dan karyawati BPPAUDNI bisa menjadi pembina, namun kami memberikan pelatihan secara bertahap dulu," ujarnya.

Wakil Kepala Bidang Hukum dan Organisasi Kwarda Pramuka NTB Dr H M Natsir SH MH mengatakan jumlah tenaga pembina Pramuka di NTB, tidak sebanding dengan gudep yang ada.

Oleh sebab itu, ia sangat mengapresiasi upaya yang dilakukan BPPAUDNI Regional V Mataram, yang mengadakan kursus orientasi bagi Majelis Pembimbing Gudep dan Pamong Belajar.

"Semoga upaya itu bagian dari proses pembinaan yang lebih luas secara informal. Kalau secara formal ada di sekolah-sekolah," katanya.