50 Persen Ikan Tuna NTB Diekspor

id Ikan Tuna

Kalau di NTB harga ikan tuna Rp35 ribu-Rp45 ribu perkilogram, tetapi kalau sudah di luar lebih dari itu
Mataram,  (Antara) - Dinas Perikanan dan Kelautan Nusa Tenggara Barat menyebutkan sekitar 50 persen ikan tuna dari hasil tangkapan berbagai jenis ikan di daerah itu diekspor ke luar negeri.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan NTB Aminollah di Mataram, Rabu, mengatakan dari total 184 ribu ton produksi ikan (tuna, kerapu, dan udang) yang dihasilkan dari perairan laut NTB, 50 persen didominasi ikan tuna, yang semuanya diekspor untuk memenuhi kebutuhan pasar Eropa dan Jepang.

Di NTB sendiri, kata Aminollah, ada dua perusahaan besar penangkap dan pengepul ikan tuna, kedua perusahaan tersebut beroperasi di Pelabuhan Lombok, bahkan saat ini mengembangkan usahanya sampai ke Tanjung Luar.

"Kalau di NTB harga ikan tuna Rp35 ribu-Rp45 ribu perkilogram, tetapi kalau sudah di luar lebih dari itu," katanya.

Namun sayangnya meski produksi ikan tuna di NTB cukup tinggi, nelayan atau pungusaha kita masih mengirim ikan tuna dalam bentuk "gelondongan", karena sampai saat ini NTB bukan daerah eksportir.

"Kita belum memiliki pelabuhan ekspor sendiri seperti di Bali atau derah lain di Indonesia, sehingga belum memberikan nilai tambah bagi para nelayan," ujarnya.

Ia menjelaskan, secara nasional ikan tuna memberikan devisa negara yang cukup besar setelah udang, namun meskipun memberikan devisa cukup besar bagi negara, tetapi belum bisa memberikan nilai tambah bagi para nelayan, karena daerah ini belum memiliki pelabuhan ekspor sendiri.

Oleh karena itu, ia berharap ke depan dengan selesainya pembangunan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Teluk Awang di Kabupaten Lombok Tengah tahun 2015, pengiriman ikan tuna bisa langsung dari NTB.

Selain itu, dalam usaha memberikan nilai tambah dan dukungan terhadap potensi ikan tuna dari NTB, saat ini pemerintah daerah sedang melakukan kerja sama dengan lembaga riset yang peduli terhadap ikan tuna, salah satunya dari Amerika Serikat dan Belanda.

"Di Indonesia baru NTB yang melakukan kerja sama itu," ucapnya.

Dalam kerja sama itu, mereka melakukan pendataan ke mana saja "larinya" ikan tuna asal NTB, karena ekspor ikan tuna itu bukan saja dari Indonesia tetapi juga lewat Vietnam dan negara lainnya, sehingga dengan pendataan itu diharapkan produksi ikan tuna NTB tidak tercampur dengan ikan tuna dari Kalimantan atau daerah lainnya," jelasnya.

Ia mengatakan, jika ini tidak cepat dilakukan, dikhawatirkan akan membahayakan kualitas ikan tuna asal NTB, sebab baru-baru ini terdapat penyakit ikan tuna yang berpengaruh tehadap penurunan kualitasnya.

"Jadi penelusuran sampai di mana ikan tuna dari NTB itu penting dilakukan, sehingga kita tahu ikan tuna daerah ini dikirim ke mana saja," katanya.

Di samping itu, yang tidak kalah pentingnya dalam usaha meningkatkan nilai tambah ikan tuna bagi masyarakat, yakni investasi.

"Ikan tuna NTB tidak akan bisa berkembang jika tidak ada dukungan investasi, karenanya pemerintah daerah sangat membutuhkan investasi di bidang perikanan tersebut," kata Aminollah.