Legislator Dukung Mataram Bebas Anak Jalanan

id Anak Jalanan

Kami setuju dan memberi dukungan penuh kepada eksekutif jika wacana itu akan direalisasikan
Mataram,  (Antara)- Sejumlah anggota legislatif Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mendukung program pemerintah daerah yang akan mewujudkan Kota Mataram bebas anak jalanan.

"Kami setuju dan memberi dukungan penuh kepada eksekutif jika wacana itu akan direalisasikan," kata anggota DPRD Kota Mataram M Faisal di Mataram, Kamis.

Politisi dari Partai Nasdem ini mengatakan, sebagai bentuk dukungannya, anggota legislatif akan mencoba menyusun peraturan daerah (perda) penghapusan anak jalanan di Kota Mataram, dan akan dilakukan secara bertahap.

"Perda yang ada saat ini masih sebatas penanganan anak jalanan, sehingga perlu dilakukan peninjauan kembali terhadap peraturan tersebut," ujarnya.

Menurutnya, agar program Kota Mataram bebas anak jalanan benar-benar dapat terealisasi, hendaknya tidak sebatas wacana, tetapi perlu diambil langkah tertentu.

Ia mengatakan, untuk mewujudkan Kota Mataram bebas anak jalanan, perda yanga ada masih belum memadai, sehingga harus ada pembahasan kembali terhadap peraturan tersebut.

"Artinya, akan ada penambahan, pengurangan atau perbaruan poin-poin untuk mempertegas pelaksanakan perda tersebut," katanya.

Dengan demikian, dalam pelaksanaanya pemerintah atau satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait dapat lebih tegas dan bisa tepat sasaran menangani anak jalanan baik dari luar maupun dalam kota.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Mataram H Ahsanul Halik telah mewacanakan program Kota Mataram bebas anak jalanan.

Dari pengalaman pada bulan Ramadhan 1435 Hijriah, pihaknya menyiagakan 52 personel taruna siaga bencana (tagana) untuk mengawasi anak jalanan, gelandangan dan pengemis.

Personel itu terbagi dalam 10 posko pengawasan yang telah disiapkan Dinsosnakertrans Mataram terutama pada titik-titik biasanya para anak jalanan, gelandangan dan pengemis meminta-minta kepada pengendara kendaraan. Satu posko diawasi oleh lima orang personel tagana.

"Selain posko kami juga memiliki tim khusus patroli setiap tiga jam sekali untuk melihat aktivitas anak jalanan, gelandangan dan pengemis," katanya.

Dia mengatakan, sebanyak 10 posko itu antara lain di persimpangan Sweta, Karang Jangkong, Granada, Dasan Cermen, Bank Indonesia, Selagalas dan persimpangan Tanah Haji Mataram.

"Jika aparat menemukan anak jalanan, gelandangan dan pengemis yang berkeliaran, tim tagana akan segera menangkapnya," katanya.

Dari pengalaman itu, selama Ramadhan nyaris tidak ada anak jalanan, gelandangan dan pengemis yang berkeliaran di Kota Mataram, sehingga program itu akan diaktifkan dan ditingkatkan kembali.

"Tujuannya agar Kota Mataram menjadi kota bebas anak jalanan, gelandangan dan pengemis," katanya.