Wamendikbud: siswa berkebutuhan khusus miliki kurikulum sendiri

id OSN

Dengan demikian anak berkebutuhan khusus juga akan memiliki buku khusus sendiri sesuai kebutuhan mereka
Mataram,  (Antara)- Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan H Musliar Kasim mengatakan kebijakan pemerintah dalam penerapan kurikulum 2013 disertai dengan kebijakan memberikan pelayanan anak berkebutuhan khusus melalui pembinaan pendidikan khusus dan layanan khusus (PKLK).

"Dengan demikian anak berkebutuhan khusus juga akan memiliki buku khusus sendiri sesuai kebutuhan mereka," kata Musliar Kasim di Mataram, Selasa.

Misalnya, kata Wamendikbud yang ditemui usai kegiatan Olimpiade Sains Nasional (OSN), penyandang tuna netra akan mendapatkan buku dengan huruf "braille".

Begitu juga dengan anak-anak berkebutuhan khusus lainnya akan disesuaikan dengan program kemahiran dan kecakapan hidup, sehingga anak berkebutuhan khusus memiliki keahlian di bidangnya masing-masing, seperti bidang otomotif, elektronik, tata boga dan lainnya.

"Jangan salah, anak berkebutuhan khusus memiliki talenta dan semangat yang kuat kendati dalam kondisi serba keterbatasan," katanya.

Menurutnya, kurikulum 2013 ini memiliki keunggulan dibandingkan dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) tahun 2006.

Sebab metode pembelajarannya memberikan hasil jauh lebih efektif, karena menggunakan metode pembelajaran aktif, yakni metode pembelajaran partisispasif.

Ia mengatakan, pembelajaran dengan sistem seperti diskusi kelompok, praktik di laboratorium, kerja sosial, menanya, menalar, mencoba dan menyampaikan pendapat serta mempresentasikan, daya serapnya jauh lebih tinggi dibandingkan metode pasif.

"Sehingga dengan metode pendekatan pertisipasi anak-anak ajari berpikir kritis dan mampu menyelesaikan persoalan yang tambah rumit," katanya.

Selain itu, katanya, keunggulan kurikulum 2013, jika menurut kurikulum KTSP mata pelajaran ditentukan dulu untuk menetapkan standar kompetensi lulusan, maka pada kurikulum 2013 pola pikir tersebut di balik.

Di samping itu, kurikulum baru 2013 memiliki pendekatan yang lebih utuh dengan berbasis pada kreativitas siswa. Artinya, kurikulum baru memenuhi tiga komponen utama pendidikan, yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap.

"Pada kurikulum baru didesain berkesinambungan antara kompetensi yang ada di SD, SMP hingga SMA," katanya.

Terkait dengan itu, berbagai persiapan untuk pelaksanaan kurikulum 2013 telah dilakukan antara lain dengan persiapan penerbitan buku pegangan dan buku murid.

"Saat ini buku tersebut sedang dalam proses pencetakan sebanyak 245 juta buku yang akan didistribusikan ke semua sekolah di Indonesia secara gratis," katanya.

Selain itu, dilakukan pelatihan guru. Karena implementasi kurikulum dilakukan secara bertahap, maka pelatihan kepada guru juga dilakukan bertahap.

"Dengan demikian, kurikulum 2013 dapat dilaksanakan pada tahun ini juga, dan mampu mencapai target pembangunan mewujudkan generasi penerus bangsa yang cerdas dan terampil," katanya.