'Likuran' Siswa Mataram Pertukaran Pelajar ke Bali

id Siswa Mataram

'Likuran' Siswa Mataram Pertukaran Pelajar ke Bali

Ilustrasi - Siswa Mataram (Ist)

Pertukaran pelajar dalam daerah ini merupakan salah satu program rutin kami setiap tahun
Mataram,  (Antara) - Sebanyak 26 siswa tingkat SMA di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mengikuti program pertukaran pelajar ke Denpasar, Bali, dalam upaya meningkatkan peran serta pemuda mendukung pembangunan daerah.

"Pertukaran pelajar dalam daerah ini merupakan salah satu program rutin kami setiap tahun," kata Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Mataram B Karo-Karo di Mataram, Sabtu.

Program itu, bertujuan meningkatkan peran pemuda dalam mewujudkan pelajar yang dapat mendorong pencapaian visi pembangunan Kota Mataram yang maju, religius dan berbudaya.

Dikatakannya, sebanyak 26 siswa SMA itu mengikuti program pertukaran pelajar selama tanggal 8-12 Agustus 2014 di SMK Negeri 7 dan SMA Negeri 5 Denpasar.

Selama rentan waktu itu, para siswa mengikuti proses belajar mengajar, melihat berbagai kemajuan dunia pendidikan di Denpasar, serta melakukan interaksi langsung dengan ratusan siswa dan guru di sekolah tersebut.

Menurutnya, dalam kesempatan itu dimanfaatkan siswa untuk menggali informasi tetang berbagai kegiatan terutama program ekstra kulikuler yang ada di masing-masing sekolah.

"Ternyata di sekolah yang dikunjungi memiliki program ekstra kulikuler lebih dari 20 kegiatan dalam berbagai bidang. Terutama bidang seni, budaya dan olahraga," katanya.

Bahkan kegiatan kepemudaan seni dan budaya di masing-masing sekolah sudah memiliki sanggar dan alat musik sendiri-sendiri. Terutama untuk kesenian "gamelan" juga memiliki guru khusus. Begitu juga dalam bidang olahraga.

Kondisi itu tentu berbeda dengan pendidikan di Kota Mataram. Di mana kegiatan ekstra kurikulernya masih sangat terbatas dan belum berjalan maksimal.

Di Mataram, katanya, pembinaan dan pengembangan pendidikan ekstra kurikuler bidang kesenian sudah ada, namun belum merata di setiap sekolah. Begitu juga dengan alat dan guru seninya.

"Akibatnya, kesenian baru dapat dilaksanakan pada beberapa sekolah, belum dapat dilakukan secara merata," katanya.

Padahal, Kota Mataram yang memiliki kesenian tradisional "gendang beleq" harus dikembangkan dan diajarkan sejak dini kepada semua peserta didik. Agar para siswa bisa mencintai dan melestarikan kebudayaan daerah tersebut.

"Untuk itu, pelajaran yang didapatkan melalui program pertukaran pelajar itu akan coba diimplementasikan secara bertahap sesuai dengan kemampauan daerah," katanya.

Di sisi lain, selain melakukan kunjungan ke sejumlah sekolah, 26 pelajar Kota Mataram juga melihat sejumlah objek wisata di Pulau Bali yang sangat maju.