Jepang Berikan Peluang Alumni SMKN 3 Mataram

id SMKN 3 Mataram

Jepang Berikan Peluang Alumni SMKN 3 Mataram

SMKN 3 Mataram (Ist)

Kami sudah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Jepang dua tahun lalu. Mereka memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya bagi alumni sekolah ini. Artinya tidak terbatas
Mataram,  (Antara) - Dunia usaha dan industri di Jepang memberikan peluang besar bagi alumni Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, untuk menjadi peserta magang atau kuliah sambil bekerja.

Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 3 Kota Mataram Umar di Mataram, Kamis mengatakan pemerintah Jepang memberikan kepercayaan kepada anak didiknya untuk mengambil kesempatan menjadi peserta magang atau melanjutkan studi ke perguruan tinggi karena dinilai sudah memiliki kemampuan, termasuk aspek fisik.

"Kami sudah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Jepang dua tahun lalu. Mereka memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya bagi alumni sekolah ini. Artinya tidak terbatas," katanya.

Pihaknya sangat tertarik dengan kesempatan yang diberikan pemerintah yang dijuluki Negeri Matahari Terbit tersebut karena menjadi peluang bagi peserta didiknya untuk bisa bekerja di dunia industri dengan penghasilan yang terbilang relatif besar.

Satu orang peserta magang bisa memperoleh gaji sebesar Rp35 juta hingga Rp45 juta per bulan.

Namun, kata Umar, peluang bagus tersebut masih belum bisa dimaksimalkan karena terkendala pada persyaratan usia yang ditetapkan oleh pemerintah Jepang, yakni minimal 19 tahun, sedangkan siswa tamat belajar pada usia 17 tahun.

"Jadi ada rentang waktu dua tahun untuk menunggu agar bisa menjadi peserta magang. Rentang waktu dua tahun itu cukup lama bagi siswa yang sudah tamat belajar," ujarnya.

Kendala teknis tersebut, lanjutnya, menyebabkan jumlah alumni yang bisa dikirim sebagai peserta magang di Jepang, hanya 12 orang dalam rentang waktu dua tahun sejak ditandatanganinya MoU.

Mereka yang sudah berhasil menjajaki Jepang, dipekerjakan di sejumlah perusahaan otomotif, elektronik dan permesinan.

"Saya sudah mengunjungi anak didik saya di Jepang, beberapa waktu lalu. Hidup mereka cukup nyaman karena diasramakan di tempat yang layak dan ditanggung semua kebutuhannya. Yang penting mereka giat bekerja," ucap Umar menggambarkan.

Sementara peluang beasiswa kuliah yang diberikan pemerintah Jepang, kata dia, juga belum bisa dimaksimalkan. Hal itu terkendala pada tingkat kompetensi yang sangat ketat.

Pemerintah Jepang juga melakukan seleksi peserta calon penerima beasiswa melalui sistem "online" atau menggunakan media internet dengan bahasa Jepang.

"Sampai sekarang belum ada alumni yang bisa memperoleh beasiswa. Tapi kami lebih fokus ke perekrutan peserta magang karena lebih diminati. Bahkan, siswa sudah membentuk kelompok untuk belajar bahasa dan budaya Jepang sebagai persiapan," kata Umar.