Dinas Kesehatan Mataram temukan Enam Kasus AIDS

id AIDS

Dinas Kesehatan Mataram temukan Enam Kasus AIDS

Ilustrasi - Acquired Immune Deficiency Syndrome (Ist)

Enam orang warga Kota Mataram dinyatakan positif AIDS dan tujuh orang HIV itu kini sudah mendapatkan penanganan khusus dari tim kami
Mataram,  (Antara)- Dinas Kesehatan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, sejak Januari hingga September 2014 menemukan enam orang yang dinyatakan positif AIDS dan tujuh orang terinfeksi HIV.

"Enam orang warga Kota Mataram dinyatakan positif AIDS dan tujuh orang HIV itu kini sudah mendapatkan penanganan khusus dari tim kami," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram dr H Usman Hadi di Mataram, Senin.

Dikatakannya, penemuan kasus HIV dan AIDS di Mataram pada 2014 ini menurun jika dibandingkan 2013, yakni untuk HIV sebanyak 15 kasus, sedangkan AIDS 17 kasus.

Ia mengatakan, penanganan kasus HIV/AIDS dilakukan melalui lima puskesmas layanan komprehensif berkesinambungan (LKB) HIV/AIDS yakni Puskesmas Karang Taliwang, Pagesangan, Dasan Agung, Cakranegara dan Puskesmas Ampenan.

"Masyarakat yang dinyatakan positif HIV/AIDS akan diberikan program peningkatan gizi, serta menyediakan tim konseling yang bertugas membina mereka di puskesmas," katanya.

Ia mengatakan, upaya pencegahan dan penanggulangan kasus HIV/AIDS telah dilakukan dengan berbagai upaya, salah satunya bekerja sama dengan pihak-pihak terkait, di antaranya Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Mataram.

"Selain itu, setiap ada kesempatan kami terus menggencarkan sosialisasi terhadap bahaya HIV/AIDS pada semua kalangan," ucapnya.

Pelayanan terhadap masyarakat yang terkena HIV/AIDS juga memberikan dampak positif terhadap Dinas Kesehatan Kota Mataram dengan mendapatkan penghargaan untuk pencapaian terbaik kinerja program pengendalian penyakit menular langsung (P2ML) tahun 2013-2014 dari Pemerintah Provinsi NTB pada Selasa (22/9).

"Kasus HIV/AIDS merupakan salah satu jenis penyakit yang ditularkan langsung, namun Kota Mataram dinilai berhasil karena telah melakukan penanganan dan pengobatan HIV/AIDS mencapai 90 persen," katanya.

Terkait dengan itu, pihaknya terus berupaya meningkatkan peran masyarakat agar dapat ikut menyosialisasikan tentang bahaya HIV/AIDS baik di kalangan remaja maupun orang tua. Karena dampak dari HIV/AIDS sangat berbahaya jika tertular.

Sementara itu, Sekretaris I Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Kota Mataram dr Margaretha Cephas mengatakan, selain sosialisasi, KPA juga mendukung pembentukan kelompok dukungan sebaya dengan orang HIV/AIDS yang melakukan pertemuan secara berkala guna saling menguatkan satu dengan yang lainnya.

Dalam kesempatan itu dimanfaatkan juga oleh pemerintah untuk terus mengimbau mereka untuk tidak menularkan virus kepada orang, dan selalu terbuka dengan orang tua agar mudah mendapatkan masukan dan arahan.

Akan tetapi, katanya, terkait adanya perubahan perilaku populasi yang berisiko tinggi dan masih adanya stigma diskriminasi dari masyarakat, usaha itu membutuhkan proses berkesinambungan melalui berbagai pendekatan yang komprehensif dan terintegrasi dengan pendekatan spriritual atau agama.

Diharapkan upaya-upaya itu bisa menekan dan mencegah penyebaran virus HIV/AIDS sekaligus penyebaran infeksi menular seksual (IMS) yang merupakan pintu masuk terkena HIV/AIDS.

Pada 2014 terdata dari 2.621 kunjungan ke lima puskesmas LKB, terdiagnosa 1.560 IMS sejak bulan Januari hingga Juli 2014.

"Usia termuda 14 tahun, dan ada juga 137 kasus menyerang remaja berusia 15-19 tahun," katanya.