Polisi ungkap Penipuan Berkedok Dokter Spesialis

id Dokter spesialis

Polisi ungkap Penipuan Berkedok Dokter Spesialis

AY, warga Pangkal Pinang (baju kuning), berhasil diamankan pihak kepolisian terkait aksi penipuan (Dhimas)

Berdasarkan hasil pemeriksaan, tersangka AY mengaku sering menipu korban dengan menyebut dirinya seorang dokter spesialis.
Mataram,  (Antara) - Kepolisian Sektor Cakranegara, Nusa Tenggara Barat, Selasa, mengungkap aksi penipuan yang dilakukan oleh AY (23), warga Pangkal Pinang, terhadap korbannya, dengan berkedok sebagai dokter spesialis jantung dan pembuluh darah.

Kepala Polsek Cakranegara Kompol Sukma Wirawan saat ditemui wartawan di Mataram, Selasa, mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan, tersangka AY  mengaku sering menipu korban dengan menyebut dirinya seorang dokter spesialis.

Pelaku mengajak kerja sama pihak perhotelan dan penyelenggara kegiatan yang dijadikan target operasinya untuk menggelar acara seminar seputar kesehatan.

AY ditangkap pada Minggu (28/9), pukul 16.00 Wita, di Semarang, Jawa Tengah. Aksi penipuannya tersebut tercium, setelah kepolisian melakukan penyelidikan dan mengoordinasikan tentang keberadaan AY.

"Setelah kami selidiki, ternyata AY berada di Semarang," ujarnya.

Mengetahui hal itu, dua anggota kepolisian dari Mataram diutus untuk menangkap dan menggiring AY menuju Mataram.

"Dia ditangkap di kos-kosannya di Semarang, Minggu (28/9) sore, dua anggota kami dibantu pihak kepolisian di sana yang mengeksekusi AY," ujarnya.

Pihak kepolisian yang ditugaskan menjemput AY di Semarang dan tiba di Polsek Cakranegara bersama dengan pelaku pada Senin (29/9), pukul 21.00 Wita. Sejumlah barang bukti milik korban juga ikut diamankan pihak kepolisian.

"Saat ini barang bukti dan pelaku sudah kami amankan," kata Sukma.

Unen (47), selaku pemilik CV Yunkies Enterprise, yang menjadi salah satu korban AY, diperkirakan mengalami kerugian barang bernilai ratusan juta rupiah.

Ia mengatakan barang yang dibawanya saat itu, yakni dua proyektor, satu komputer jinjing, dan brankas barang yang diperkirakan harganya mencapai Rp7 juta.

Unen mengakui melaporkan AY ke pihak kepolisian pada Kamis (18/9) malam. Sebelumnya, dia tidak mengetahui atau pun curiga saat bertemu dengan pelaku.

"Saya tidak ada kepikiran dia akan menipu dan membawa barang milik saya," katanya.

Dia mengatakan bahwa AY yang mengaku sebagai penyelenggara kegiatan dari luar provinsi, mengajak kerja sama mengggelar acara seminar kesehatan di hotel dengan narasumber seorang dokter spesialis.

Kemudian, karena informasi acaranya akan dimulai pada Kamis (18/9) pukul 08.00 Wita, pihaknya menyiapkan peralatan pada Rabu (17/9) pukul 19.00 Wita.

"Dia menghubungi saya pada Rabu (17/9) pagi, mengabarkan acara akan dilaksanakan pada Kamis (18/9) pagi, jadi Rabu (17/9) malam, kami siapkan seluruh keperluan seminar, dia memesan setelah selesai persiapan, barang-barang penting disimpan di kamar hotelnya. Namun, pada Kamis (18/9) pagi, setelah kami cek, dia sudah tidak ada di kamar, dan barang milik saya juga tidak ada," ujarnya.

Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, target aksi AY hampir seluruhnya adalah pihak perhotelan dan penyelenggara kegiatan.

Di wilayah hukum Polsek Cakranegara, ada dua hotel yang menjadi korban penipuan, yakni Hotel Grand Legi dan Lombok Plaza .

Selain itu, untuk wilayah Kota Mataram, dua hotel hampir menjadi korbannya, yakni Hotel Lombok Raya dan Lombok Garden. Namun, kedua hotel tersebut belum menandatangani kerja sama dengan penyelenggara kegiatan gadungan milik AY tersebut, karena masih dalam tahap negosiasi.

Terkait dengan hal itu, pihak kepolisian akan terus melakukan pendalaman kasus tersebut, karena diketahui korbannya tidak hanya di NTB melainkan masih banyak lagi baik pihak hotel di luar provinsi yang tertipu oleh AY.

Ia menjelaskan berdasarkan barang bukti yang berhasil diamankan pihak kepolisian, ditemukan belasan kunci kamar hotel yang berasal dari luar provinsi, sehingga polisi menduga aksinya tidak hanya dilakukan di NTB.