KKP khawatirkan Persediaan Lobster di Lombok Menurun

id Lobster Lombok

Penangkapan juvenile lobster (anakan lobster) tanpa terkendali dikhawatirkan menyebabkan lebih tangkap pada usia muda atau `recruitment over fishing
Lombok Tengah,  (Antara) - Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan mengkhawatirkan penangkapan benih lobster di perairan Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat yang tanpa terkendali menyebakan persediaan lobster dewasa di alam menurun.

"Penangkapan juvenile lobster (anakan lobster) tanpa terkendali dikhawatirkan menyebabkan lebih tangkap pada usia muda atau `recruitment over fishing," kata Kepala Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi (P4KSI), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Hari Eko Irianto, di Lombok Tengah, Rabu.

Hal itu dikatakan pada acara iptekmas tentang model pengelolaan habitat melalui terumbu karang buatan dalam upaya pemulihan stok lobster di Peraian Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kegiatan yang digelar di Pelabuhan Perikanan Indonesia (PPI) Teluk Awang, tersebut diikuti 50 nelayan dari Desa Mertak, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah.

Tujuan dari kegiatan itu adalah untuk meningkatkan hasil tangkapan lobster dewasa dan mengurangi penangkapan juvenile serta perbaikan habitat lobster melalui penerapan model terumbu karang buatan di perairan Teluk Awang dan Teluk Bumbang, Kabupaten Lombok Tengah.

Hari mengatakan, penangkapan lobster di perairan laut Pulau Lombok, sudah berlangsung sejak 1990-an.

Berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan NTB, produksi lobster dewasa menurun sejak 2007-2012, sebaliknya produksi anakan lobster meningkat.

Kantor Karantina Ikan di Mataram, mencatat jumlah lobster dewasa yang keluar dari Lombok berfluktuasi dan cenderung menurun. Pada 2013 berjumlah sebanyak 120.144 ekor atau menurun 46,9 persen dari tahun sebelumnya.

Sebaliknya, jumlah anakan lobster yang keluar dari Lombok meningkat tajam. Pada 2013, sebanyak 11.419.696 ekor, sedangkan pada 2012 sebanyak 48.130 ekor.

Meningkatnya jumlah anakan lobster yang keluar dari Lombok, menurut Hari, disebabkan harga komoditas tersebut cenderung mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, sehingga menarik minat nelayan untuk melakukan penangkapan tanpa terkendali.

"Harga anakan lobster berukuran panjang badan antara 3-5 centimeter yang semula hanya Rp3.000 - Rp4.000 per ekor pada 2007, sekarang sudah mencapai Rp15.000 hingga Rp17.000 per ekor," sebutnya.

Oleh sebab itu, kata Hari, melalui kegiatan iptekmas tentang model pengelolaan habitat melalui terumbu karang buatan dalam upaya pemulihan stok lobster, pihaknya mengajak para nelayan di Kabupaten Lombok Tengah, untuk mampu mengendalikan penangkapan anakan lobster.

Program tersebut sekaligus dilaksanakan dalam kerangka pengembangan program "blue economy" pada Badan Penelitian dan Pengembangan KKP, di mana faktor ilmu pengetahuan dan teknologi memegang peran vital untuk mendukung keberhasilan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan KKP.