Imigrasi Mataram tangkap Dua Perempuan Malaysia

id Imigrasi Mataram

Imigrasi Mataram tangkap Dua Perempuan Malaysia

Imigrasi (Ist)

Keduanya datang dan menetap di Lombok karena terikat hubungan dengan tenaga kerja Indonesia (TKI) yang dulunya pernah bekerja di Malaysia
Mataram,  (Antara) - Kantor Imigrasi Mataram, Nusa Tenggara Barat, menangkap dua perempuan asal Malaysia di Desa Semparu, Kecamatan Kopang, Kabupaten Lombok Tengah.

Kepala Kantor Imigrasi Mataram Chusni Thamrin SH MHum di Mataram, Kamis, mengatakan pihaknya telah mengamankan kedua perempuan dari negeri jiran itu, Nur Hidayah Binti Hasan dan Syahlina Binti Syafi`i, pada Rabu (19/11) siang.

"Penyidik masih memeriksa dan mengumpulkan keterangan dari kedua warga negara sing (WNA) itu," ujarnya.

Ia mengatakan, keduanya datang dan menetap di Lombok karena terikat hubungan dengan tenaga kerja Indonesia (TKI) yang dulunya pernah bekerja di Malaysia.

"Keduanya sudah menikah dengan TKI dan memiliki anak yang baru dilahirkan," katanya.

Chusni Thamrin mengamankan keduanya karena tidak memiliki surat izin tinggal yang sah dari pihak keimigrasian. "Mereka telah melanggar Undang-Undang Keimigrasian," katanya.

Namun, Imigrasi Mataram, sudah mengamankan kartu tanda penduduk (KTP) keduanya. Hal itu dimaksudkan untuk digunakan sebagai alat bukti asal kependudukan kedua WNA ilegal tersebut.

Terkait hal itu, ia juga telah berkoordinasi dengan Kedutaan Besar (Kedubes) Malaysia yang berada di Jakarta guna mengetahui keabsahan asal kedua WNA.

"Kami masih menunggu konfirmasi dari Kedubes Malaysia di Jakarta terkait masalah ini," ucapnya.

Terkait hal itu, jika pihaknya telah mendapatkan jawaban dari pihak Kedubes Malaysia tentang kejelasan asal usul kedua WNA, maka Imigrasi Mataram akan mendeportasi ke negeri Jiran.

"Jika sudah jelas keduanya berasal dari Malaysia, maka kami akan mendeportasi," katanya.

Ia mengatakan, dua perempuan asal Malaysia itu telah melanggar Undang-Undang Keimigrasian. "Mereka tidak memiliki dokumen keimigrasian, karena itu harus dideportasi," katanya.