Korsel bantu Pengembangan Twa Gunung Tunak Lombok

id Gunung Tunak Lombok

Korsel bantu Pengembangan Twa Gunung Tunak Lombok

Ilustrasi - Gunung Tunak Lombok (Ist)

Bantuan itu sebagai implementasi dari kerja sama yang sudah disepakati dengan pemerintah pusat
Mataram,  (Antara) - Pemerintah Korea Selatan membantu penyusunan "masterplan" percepatan pengembangan kawasan Taman Wisata Alam Gunung Tunak, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.

"Bantuan itu sebagai implementasi dari kerja sama yang sudah disepakati dengan pemerintah pusat," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Nusa Tenggara Barat (NTB) Widada di Mataram, Kamis.

Ia menyebutkan, luas kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tunak 1.217,91 hektare (ha) dan berada di bawah pengawasan Seksi Konservasi Wilayah I, meliputi Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Utara dan Lombok Timur.

Menurut Widada, upaya percepatan pengembangan kawasan konservasi tersebut sebagai bagian dari program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di wilayah NTB.

NTB bersama Bali dan Nusa Tenggara Timur ditetapkan dalam Koridor V MP3EI yang menetapkan potensi unggulannya pada sektor peternakan, pertanian dan Pariwisata. Dengan potensi tersebut diharapkan koridor V dapat mampu memberikan kesejehteraan bagi masyarakat dan juga dapat meningkatkan daya saing daerah.

"NTB sangat menaruh perhatian terhadap isu pariwisata, untuk itu kami juga ikut memberikan dukungan melalui pengembangan kawasan TWA yang bisa dimanfaatkan untuk pariwisata alam," ujarnya.

Widada menjelaskan, pemanfaatan kawasan TWA Gunung Tunak untuk pengembangan pariwisata relatif terbatas. Untuk itu, di dalam penyusunan "Masterplan" mengedepankan prinsip ekologis. Artinya kawasan itu tidak boleh berubah dari bentuk alaminya.

Selain itu, harus mempertimbangkan manfaat ekonomi, yakni mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal sesuai dengan yang tertuang dalam program MP3EI.

Ia menambahkan, aspek sosial dan budaya masyarakat juga tetap menjadi perhatian. Jangan sampai dengan adanya pengembangan pariwisata di Gunung Tunak, menyebabkan degradasi adat dan istiadat masyarakat lokal.

Di dalam "masterplan" percepatan pengembangan kawasan TWA Gunung Tunak, juga mempertimbangkan aspek pendidikan konservasi agar tingkat kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan meningkat.

"Jadi intinya pengembangan setiap kawasan TWA mengacu pada asas 3P (perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan," ucap Widada.

Ia berharap dengan adanya penyusunan "masterplan" percepatan pengembangan kawasan TWA Gunung Tunak akan mampu mendorong berkembangnya sektor pariwisata di NTB, khususnya Pulau Lombok, sehingga berpengaruh terhadap kesejahteraan rakyat.

"Kami juga berharap adanya keterlibatan Pemerintah Korea Selatan akan mempengaruhi minat warga di negara itu untuk berkunjung ke NTB," katanya.