Lombok Barat programkan Revitalisasi Lokasi "Perang Topat"

id Perang topat

Lombok Barat programkan Revitalisasi Lokasi "Perang Topat"

Perang topat (Ist)

Kami akan revitalisasi karena lahan yang ada sekarang ini tidak mampu menampung masyarakat yang menyaksikan "Perang Topat"
Lombok Barat,  (Antara) - Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, mengalokasikan anggaran sebesar Rp4 miliar untuk program revitalisasi Pura Lingsar yang menjadi tempat tradisi "Perang Topat".

"Kami akan revitalisasi karena lahan yang ada sekarang ini tidak mampu menampung masyarakat yang menyaksikan "Perang Topat"," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Barat Ispan Junaidi, di Lombok Barat, Rabu.

"Perang Topat" atau perang ketupat yang dirayakan di Pura Lingsar, Kecamatan Lingsar, merupakan pencerminan dari kerukunan umat beragama di Lombok. Pura Lingsar tempat berlangsungnya perang topat adalah pura terbesar peninggalan Kerajaan Karangasem di Lombok.

Menurut Ispan, kegiatan budaya yang digelar setiap tahun tersebut tidak hanya disaksikan oleh masyarakat dari berbagai pelosok NTB, tapi juga sudah menjadi daya tarik bagi para wisatawan luar negeri.

Untuk itu, perlu ada upaya mengembangkan tradisi budaya tersebut, terutama dari sisi penataan lokasi penyelenggaraan agar menjadi lebih nyaman.

"Program revitalisasi lokasi `Perang Topat` menjadi program utama kami pada tahun anggaran 2015," ujarnya.

Selain revitalisasi lokasi penyelenggaran "Perang Topat", kata dia, pihaknya juga akan merevitalisasi beberapa objek wisata unggulan Kabupaten Lombok Barat lainnya, seperti Gunung Jae di Sedau, kawasan Hutan Wisata Sesaot, di Kecamatan Narmada, dan Pantai Cemare, Kecamatan Lembar.

Khusus untuk pembenahan objek wisata alam Sesaot, pemerintah daerah mengalokasikan anggaran sebesar Rp3 miliar melalui APBD 2015.

Pemkab Lombok Barat memfokuskan penataan objek wisata alam tersebut dalam rangka menyambut "green tourism" karena wisatawan saat ini kecendrungan ingin melihat hutan dan bermain air.

Untuk itu, pihaknya mengusulkan untuk mengelola lahan seluas satu hektare untuk area parkir dan sudah disetujui Dinas Kehutanan.

"Kawasan Wisata Alam Sesaot juga akan dimanfaatkan sebagai tempat kuliner tradisional yang higienis. Di objek wisata itu, nantinya akan dibangun tempat penjualan kerajinan dan kolam renang serta infrastruktur jalan untuk memudahkan wisatawan menikmati panorama air terjun Semporonan," kata Ispan.

Menurut dia, upaya pembenahan destinasi wisata memang sudah seharusnya dilakukan karena Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu tujuan utama wisatawan, namun upaya itu tentu dilakukan secara bertahap karena anggaran yang tersedia relatif terbatas.