Pertumbuhan Perbankan Syariah di NTB Terus Melambat

id Perbankan Syariah

"Pertumbuhanya tetap positif, namun melambat dari tahun ke tahun karena faktor makro ekonomi,"
Mataram, (Antara NTB) - Kantor Perwakilan Otoritas Jasa Keuangan Nusa Tenggara Barat mencatat pertumbuhan industri perbankan syariah di daerah itu dalam kurun waktu empat tahun terakhir terus melambat, meskipun berada dalam tren positif.

"Pertumbuhanya tetap positif, namun melambat dari tahun ke tahun karena faktor makro ekonomi," kata Kepala Kantor Perwakilan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nusa Tenggara Barat (NTB) Yusri di Mataram, Jumat.

Ia menyebutkan, pertumbuhan industri perbankan di NTB, pada 2011 mencapai 60,64 persen, kemudian pada 2012 tumbuh positif hanya 38,45 persen.

Tren pertumbuhan positif berlanjut pada 2013, namun pertumbuhannya hanya sebesar 27,88 persen, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya. Begitu juga dengan pertumbuhan pada 2014 hanya sebesar 15,99 persen.

"Kondisi pelambatan pertumbuhan industri perbankan tidak hanya terjadi di NTB, tapi secara nasional," ujar Yusri.

Meskipun pertumbuhan mengalami pelambatan, kata dia, share industri perbankan di NTB, mencapai 8,7 persen, jauh di atas share industri perbankan syariah secara nasional yang mencapai 4,7 persen dari target sebesar 5 persen pada 2014.

Pertumbuhan aset perbankan syariah di NTB, juga terus membaik dan sudah mencapai Rp2,44 triliun hingga 2014. Namun, masih kalah jauh dibandingkan industri perbankan konvensional yang mencapai Rp25,55 triliun.

Yusri menilai prospek pertumbuhan industri perbankan di NTB, masih tetap bagus, terlebih mayoritas penduduk di daerah itu lebih dari 90 persen adalah muslim.

"Kami juga tetap mendorong masyarakat untuk mengakses industri perbankan syariah melalui berbagai sosialisasi melibatkan tokoh agama di NTB," ujarnya. (*)