Dikpora: Perbedaan Kurikulum Dijamin Tidak Diskriminatif

id dikpora PPDB

"Pada saat penerimaan peserta didik baru (PPDB), siswa yang lulusan dari sekolah kurikulum 2006 bisa masuk mendaftarkan ke sekolah yang menggunakan kurikulum 2013"
Mataram,  (Antara NTB)- Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menjamin tidak akan diskiriminatif dalam penerimaan peserta didik baru tahun ajaran 2015/2016 kendati saat ini terjadi perbedaan penerapan kurikulum.

"Pada saat penerimaan peserta didik baru (PPDB), siswa yang lulusan dari sekolah kurikulum 2006 bisa masuk mendaftarkan ke sekolah yang menggunakan kurikulum 2013," kata Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Mataram H Ruslan Effendy di Mataram, Minggu.

Pernyataan itu dikemukakannya menanggapi adanya kekawatiran masyarakat yang putra putrinya bersekolah di sekolah yang menggunakan kurikulum 2006. Mengingat, sesuai dengan ketentuan Dikpora Mataram pada akhir tahun 2014, hanya 41 sekolah yang melanjutkan kurikulum 2013.

Sebanyak 41 skolah yang melanjutkan itu terdiri atas 27 sekolah dasar, lima SMP, empat SMA dan lima SMK. Sementara sisanya tetap menggunakan kurikulum 2006.

"Kami menjamin tidak akan ada perbedaan terhadap calon peserta didik baru, sebab dua kurikulum memiliki kualitas yang sama-sama baik, sehingga siswa memiliki hak yang sama untuk melanjutkan ke sekolah manapun," ujarnya.

Begitu juga pada saat pelaksanaan ujian nasional (UN), menurut Ruslan, dengan penggunaan dua kurikulum ini, semua sekolah harus mempersiapkan diri sesuai dengan kurikulum yang digunakan.

"Kendati hingga saat ini pemerintah belum menetapkan seperti apa pelaksanaan UN tahun ini," katanya.

Akan tetapi, kata dia, semua sekolah saat ini tetap melakukan berbagai persiapan antara lain guru tetap mengajar dan memberikan gambaran terhadap soal-soal UN yang sering ke luar pada UN tahun-tahun sebelumnya, begitu juga dengan berbagai persiapan "try out" akan tetap dilaksanakan, serta pembekalan lainnya.

Diakuinya, kendati materi UN untuk sekolah menggunakan kurikulum 2013 dengan kurikulum 2006 berbeda, tetapi dia yakin caranya sama dan tidak akan menyulitkan siswa.

"Kami yakin, para guru tentu sudah memberikan pembekalan yang matang kepada semua siswanya, sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan di masing-masing sekolah. Dengan demikian siswa tidak akan merasa dipersulit," katanya.

Ruslan tetap optimistis, kendati ada dua kurikulum yang diterapkan di Kota Mataram, namun hal itu tidak akan memberikan kesenjangan terhadap kualitas peserta didik.

"Kepala sekolah dan guru-guru di Kota Mataram ini adalah guru yang profesional dan berkualitas, mampu dan bertanggung jawab mendukung peningkatan pendidikan secara menyeluruh," ucapnya. (*)