Pemkot Mataram Latih Perempuan Rawan Sosial Ekonomi

id rawan eko

Perempuan rawan sosial ekonomi antara lain, janda, dan masyarakat miskin"
Mataram,  (Antara NTB) - Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, memberikan pelatihan kepada 30 orang perempuan rawan sosial ekonomi di Kelurahan Dasan Agung sebagai upaya menciptakan peluang usaha bagi mereka.

Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Mataram H Ahsanul Khalik, Senin mengatakan, pelatihan kepada 30 orang perempuan rawan sosial ekonomi di Kelurahan Dasan Agung ini berlangsung selama dua hari yakni 30-31 Maret 2015.

"Perempuan rawan sosial ekonomi antara lain, janda, dan masyarakat miskin," katanya.

Para peserta akan diberikan pelatihan cara membuat berbagai jenis kue baik berbahan dasar pangan lokal maupun berbagai jenis kue modern serta diberikan pelatihan cara membuat abon.

Setelah mereka mendapatkan pelatihan, katanya, mereka juga akan mendapatkan seperangkat alat membuat kue masing-masing enam jenis.

Bantuan alat itu antara lain, penggilingan kue, "mixer", wajan, sutil, termasuk bahan-bahan kue dan lainnya, sehingga begitu mereka sudah selesai mengikuti pelatihan mereka bisa langsung mencoba sendiri.

"Dengan harapan, kemampuan yang sudah mereka miliki bisa membuka kesempatan untuk berusaha demi meningkatkan kesejahteraan keluarga," katanya.

Di samping itu, Ahsanul berharap, para peserta yang telah dilatih dan mendapatkan bantuan akan terus dipantau. Jika ke depan usaha mereka berkembang, maka pihaknya akan kembali mengelompokkan mereka dan memberikan bantuan terhadap peserta.

"Sebaliknya, jika ada peserta yang memperjualbelikan bantuan, kita tidak akan memberikan bantuan lagi. Dalam hal ini masing-masing kepala lingkungan akan berperan dalam melakukan pengawasan terhadap warganya," ujarnya.

Sementara Kepala Lingkungan Gapuk Selatan Kelurahan Dasan Agung Jumadi berjanji akan mencoret warganya yang terbukti menjualbelikan bantuan yang telah diberikan.

"Saya tidak akan memberikan toleransi kepada warga yang menjualbelikan bantuan yang telah diberikan pemerintah kota, untuk itu kami akan terus melakukan pengawasan secara maksimal," katanya.

Menurutnya, warga yang ikut pelatihan pembuatan kue dan abon dari lingkungannya sebanyak 10 orang. Jumlah itu dinilai masih kurang dari 30 orang yang diajukan.

"Warga yang kami nilai sebagai perempuan rawan sosial ekonomi adalah para janda dan istri yang suaminya berada di lembaga pemasyarakatan akibat terbelit hukum," katanya.

Dia berharap, program-program ini bisa terus dilakukan oleh pemerintah kota, sehingga ke depan warga Kota Mataram memiliki kemampuan dalam berbagai bidang yang akan menjadi sumber mata pencarian mereka.

Diketahui, kegiatan pelatihan bagi perempuan rawan sosial ekonomi dibuka oleh Ketua TP PKK Kota Mataram Hj Suryani Ahyar Abduh yang disertai dengan penyerahan secara simbolis bantuan peralatan pembuatan kue dan abon. (*)