Wagub NTB Berharap UN SMP Utamakan Kejujuran

id UN Jujur

Wagub NTB Berharap UN SMP Utamakan Kejujuran

Wakil Gubernur NTB H Muhammad Amin. (SuaraNTB.co.id) (1)

"Kebocoran soal ujian nasional (UN) jenjang SMA dan sederajat patut menjadi pelajaran semua pihak"
Mataram (Antara NTB) - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat H Muhammad Amin berharap pelaksanaan ujian nasional tingkat SMP dan sederajat pada 4-7 Mei 2015 tidak ada kebocoran soal sehingga prosesnya bisa terlaksana secara jujur sesuai harapan.

"Kebocoran soal ujian nasional (UN) jenjang SMA dan sederajat patut menjadi pelajaran semua pihak, agar tidak terulang pada pelaksanaan UN tingkat SMP dan SD," katanya ketika ditanya terkait temuan kunci jawaban soal UN oleh Ombudsman RI Perwakilan Nusa Tenggara Tenggara Barat (NTB), di Mataram, Kamis.

Wagub sangat prihatin dengan temuan kunci jawaban UN yang beredar di kalangan peserta UN karena menjadi bukti bahwa ujian akhir siswa SMA dan sederajat yang bertujuan untuk melihat sejauh mana kualitas mutu pendidikan tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Amin meminta agar oknum yang terkait dengan kebocoran soal tersebut ditindak tegas agar bisa menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk tidak menjadikan UN sebagai permainan atau pun mencari keuntungan pribadi.

"Segera tindak oknumnya, siapa pun dia harus ditindak, baik itu guru atau pun orang di luar pendidikan," ujarnya.

Ombudsman RI Perwakilan NTB menemukan sejumlah salinan kunci jawaban soal UN dalam bentuk selebaran kertas kecil.

Ketua Ombudsman NTB Adhar Hakim, mengatakan bahwa temuan tersebut didapat setelah pihaknya ikut memantau pelaksanaan UN di sejumlah SMA di Mataram.

Selebaran kunci jawaban ujian itu dibuang di dalam tong sampah dekat dengan ruang ujian para siswa. Selain itu, ada juga kunci jawaban yang ditemukan dari dalam kamar mandi.

"Setelah kami perhatikan, modusnya hampir sama, selesai mengerjakan ujian, siswa kemudian keluar ruangan dengan membawa selebaran yang langsung dibuang ke dalam tong sampah atau kamar mandi," ujarnya.

Kemudian, kata dia, selang beberapa menit selebaran yang diduga kunci jawaban ujian itu dipungut oleh siswa lain dan dibawa masuk ke dalam ruang ujian.

Hal tersebut dilakukan sejumlah siswa tanpa sepengetahuan tim pengawas ujian.

"Jadi seperti ada kelonggaran dalam hal pengawasannya, ini memberikan kesempatan bagi para peserta ujian," katanya.

Ombudsman RI Perwakilan NTB tidak mempermasalahkan mengenai selebaran kunci jawaban UN yang beredar itu benar atau salah. Namun, yang menjadi permasalahannya adalah peran pemerintah, khususnya unsur pendidik dalam mendidik anak sekolah masih dianggap gagal. (*)