Cuaca Buruk, Nelayan Ampenan Enggan Melaut

id nelayan ampenan

Cuaca Buruk, Nelayan Ampenan Enggan Melaut

Tampak para nelayan pesisir pantai Ampenan, Kota Mataram, Minggu, bahu-membahu menyelamatkan perahu layarnya ke tepian, agar tidak ikut terseret gelombang pasang. (1)

"Sudah seminggu lebih, kami (nelayan) tidak melaut karena cuaca saat ini sedang buruk. Kalau melaut sekarang akibatnya bisa bahaya,"
Mataram, (Antara NTB) - Akibat cuaca buruk yang melanda wilayah Nusa Tenggara Barat dalam waktu sepekan terakhir ini, menyebabkan para nelayan yang hidup di sepanjang pesisir pantai Ampenan, Kota Mataram itu, enggan melaut.

"Sudah seminggu lebih, kami (nelayan) tidak melaut karena cuaca saat ini sedang buruk. Kalau melaut sekarang akibatnya bisa bahaya," kata Na`am, seorang nelayan asal Kampung Pondok Perasi, Kelurahan Bintaro, Ampenan, saat ditemui sedang merajut jaring ikannya di Ampenan, Minggu.

Penghasilan nelayan dalam waktu sepekan ini mulai merosot akibat tidak pernah melakukan aktivitas rutinnya yakni melaut di tengah perairan Selat Lombok tersebut.

Untuk menutupi hal tersebut, Na`am bersama nelayan lainnya terpaksa melepas jaring ikan melalui pesisir pantai. "Yang penting ada yang dimakan untuk keluarga untuk setiap harinya," ucap Na`am.

Agar tidak bosan menunggu cuaca buruk yang tidak kunjung selesai itu, Na`am bersama nelayan lainnya menyibukkan diri dengan memperbaiki perlengkapan melautnya.

"Biar tidak jenuh melihat kondisi cuaca, kami biasanya memperbaiki jaring yang bolong, menambal perahu yang bocor atau perbaiki mesin yang rusaj," ucapnya.

Selain Na`am, hal senada juga diakui oleh Rahmat (42), asal Kampung Bugis, Kelurahan Bintaro, Ampenan. Rahmat yang memiliki sebuah perahu berukuran panjang sekitar tiga meter lengkap dengan mesin dan jaring ikan itu, enggan berlayar ke tengah laut mencari ikan.

"Walapun peralatan lengkap, tapi takut juga pergi melaut dengan cuaca seperti ini, gelombang di tengah lebih besar dari yang kita lihat di pinggir," ujarnya.

Namun, lanjutnya, ada juga nelayan yang memberanikan diri melaut. Hal itu dilakukan karena melihat harga ikan pada musim ini cukup tinggi.

"Kalau musim seperti ini, harga ikan melonjak tinggi, karena sulit didapat, jadi terkadang ada juga diantara kami yang melaut," ucapnya.

Sementara itu, dari hasil ramalan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), mengeluarkan bentuk peringatan terhadap gelombang tinggi di sekitar perairan NTB.

Berdasarkan prakiraannya yang dikeluarkan pada 26-27 April 2015, angin kencang dengan kecepatan sampai 24 Knot yang memicu gelombang tinggi di sejumlah perairan NTB, seperti di Selat Lombok bagian Selatan dan Utara yang diramalkan mencapai ketinggian 2,5 meter.(*)