Mensos: Narkoba Menjelma Teroris Sangat Mengerikan

id Mensos Narkoba

Mensos: Narkoba Menjelma Teroris Sangat Mengerikan

Cinderamata Kemensos: Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyerahkan cinderamata kepada Pimpinan Umum Perusahaan Rakyat Merdeka H Kiki Iswara di Gedung Graha Pena Jakarta, Selasa (28/4). (1)

"Saat ini, sindikat narkoba sudah sedemikian masif memasarkan dan menghancurkan generasi bangsa"
Jakarta (Antara NTB) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa Pemerintah rehabilitasi 100 ribu korban penyalahgunaan narkoba. Para korban direhabilitasi sosial di panti milik pemerintah dan panti yang dikelola mandiri oleh masyarakat.

"Pemerintah merehabilitasi 100 ribu korban penyalahgunaan narkoba dan Kementerian Sosial (Kemensos) mendapat tugas merehabilitasi 10 ribu orang," kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa saat berkunjung ke kantor redaksi Rakyat Merdeka Jakarta, Selasa malam.

Menurut dia, narkoba sudah menjadi teror dan bom yang tidak meledak, tapi jelas daya rusaknya sangat mengerikan terhadap generasi bangsa. Modus yang digunakan pun beragam bisa melalui kue, brownis, dodol, permen dan obat pelangsing tubuh.

"Saat ini, sindikat narkoba sudah sedemikian masif memasarkan dan menghancurkan generasi bangsa. Maka, dibutuhkan upaya serius dari semua pihak untuk mengatasinya, karena narkoba benar-benar the real terrorist, " tandasnya.

Merehabilitasi sosial korban penyalahgunaan narkoba di panti yang terakrediasi oleh Kemensos, sehingga menjadi lembaga Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL).

"Ada 115 IPWL yang melakukan rehabilitasi sosial terhadap korban penyalahgunaan narkoba yang berada di Bogor dan Medan," ujarnya.

Untuk mendukung rehabiltasi sosial tersebut, Kemensos menyiapkan 700 kanselor dan pekerja sosial (peksos) adiksi yang sudah dibekali dengan kemampuan dan keahlian penanganan terhadap korban narkoba.

"Kami menyiapkan 700 kanselor dan 500 peksos adiksi untuk melakukan rehabilitasi sosial terhadap korban penyalahguaan narkoba yang telah dibekali kemampuan dan keahlian penanganan narkoba, " ucapnya.

Merehabilitasi sosial di bawah koordinasi Kemensos dan rehabilitasi medic di bawah koordinasi Kementerian Kesehatan. Sedangkan bagi para pengedar narkoba berkoordinasi dengan jajaran kepolisian.

"Perlaksanaan di lapangan berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait. Untuk pengedar narkoba dengan kepolisian agar dilakukan tindakan tegas," ujarnya.

Setiap tahun korban narkoba terus berjatuhan dan cenderung meningkat. Setiap hari tidak kurang dari 50 orang meregang nyawa karena barang haram tersebut.

Juga, narkoba menjadi lahan bisnis yang sangat menggiurkan. Betapa tidak, dalam setahun lebih dari Rp 50 triliun terjadi perputaran uang untuk mengkonsumi narkoba.

"Jelas ancaman sangat serius bagi generasi bangsa dan Indonesia tidak lagi sebagai destinasi dan transito, melainkan sudah menjadi negara produsen narkoba," tandasnya.

Bahkan, saat ini ada jenis narkoba baru dari Rusia yang sangat mengerikan. Dimana, jika dikonsumi akan mengakibatkan tangan dan kaki gosong serta merusak sistem tubuh seperti penyakit lepra tapi wajah tetap utuh.

"Narkoba dari Rusia memiliki daya rusak luar biasa, yaitu bisa menggosongkan tangan dan kaki serta menjadikan keduanya seperti kena penyakit lepra tapi wajah tetap utuh, " terangnya. (*)