Indonesia targetkan pembangkit listrik 35 GW

id Proyek Listrik

Indonesia targetkan pembangkit listrik 35 GW

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI Sudirman Said (tengah) melakukan kunjungan langsung ke kompleks industri MAPNA Group sebagai bagian dari agenda The 11th Joint Economic Cooperation Commission of Iran and Indonesia di Teheran, Sabtu

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, tengah menjajaki beragam kemungkinan kerjasama ekonomi dalam hubungan bilateral dengan Pemerintah Iran untuk dapat mewujudkan pembangunan pembangkit listrik 35 Gigawatt dalam lima tahun ke depan.

Menteri ESDM menegmukakan hal itu di sela acara "The 11th Joint Economic Cooperation Commission of Iran and Indonesia" yang merupakan bagian dari agenda Joint Economic Cooperation Commission, di Teheran, Iran, pada Sabtu lalu (23/5). Pada kesempatan itu Menteri ESDM turut melakukan kunjungan ke kompleks industrial MAPNA Group, sebuah komplek industri yang berlokasi di dekat Ibukota Iran, Teheran.

Dalam siaran persnya yang diterima di Jakarta, Kamis (28/5), Sudirman Said menjelaskan, "Saya rasa MAPNA Group telah memberikan persyaratan yang baik sehingga mendapat kesempatan tersebut. Kami mengajak MAPNA tidak hanya untuk menyediakan produk tetapi juga untuk bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan Indonesia untuk memperluas industri."

MAPNA Group merupakan konglomerat perusahaan industri yang merupakan gabungan dari MAPNA sebagai induk perusahaan dan anak perusahaan MAPNA yang berkecimpung di bidang kelistrikan, sektor energi dan transportasi sebagai kontraktor proyek, pabrikan peralatan (yaitu boiler, turbin uap dan gas, generator listrik dan peralatan terkait lainnya) serta investor.

Dengan target pembangunan pembangkit listrik sebesar 35 Gigawatt, Sudirman Said menjelaskan bahwa kunjungan ini sebagai implementasi serta turut membuka peluang penjajakan kemungkinan kerjasama ekonomi pasca pertemuan antara Presiden Iran dan Presiden Republik Indonesia selama Konferensi Asia-Afrika yang berlangsung April 2015.

Sudirman Said  memaparkan, "sebagai pihak yang bertanggung jawab atas persoalan energi di Indonesia, saya perlu untuk mengeksplorasi kemampuan Iran dan juga kesempatan untuk bekerja sama di masa depan.

"Pabrik MAPNA sangat mengesankan, sangat bersih, sangat rapi dan terorganisir dengan baik dan saya bisa berasumsi bahwa produksi yang dihasilkan berada pada kualitas yang sangat tinggi, terutama mengingat sejarah perusahaan yang telah bekerja sama dengan penyedia teknologi kelas dunia, saya pikir ini adalah salah satu pabrik yang paling mengesankan yang telah saya kunjungi," kata Sudirman Said.

The 11th joint economic cooperation commission of Iran and Indonesia adalan pertemuan bilateral negara untuk meningkatkan kerja sama ekonomi antara kedua negara. Pihak Indonesia diwakili oleh Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Sudirman Said, perwakilan dari Bank sentral Indonesia, dan aktivis dari sektor swasta.

Para perwakilan dari Indonesia tersebut melakukan pertemuan dengan Menteri Telekomunikasi Iran Mahmoud Vaezi, yang mengungkapkan, "Kesamaan budaya, agama, dan sosial itu penting dan mendukung untuk perkembangan bilateral yang lebih jauh bagi kedua belah pihak."

Menteri Perekonomian Sofyan Djalil mengungkapkan bahwa pertemuan ini menjadi kesempatan terbaik untuk menyelidiki isu bilateral diantara kedua negara. Dirinya juga menyerukan peningkatan hubungan perdagangan, investasi dan perbankan di antara kedua negara.

Pada tahun 2013, sebagai bagian dari kerjasama industri antara kedua negara, MAPNA Grup telah berhasil menjalankan proyek Life Time Extension (LTE) untuk unit 2,1 dan 2,2 V94.2 turbin gas pembangkit listrik Belawan yang berlokasi di 25 Km dari utara Medan, Sumatera utara. 2 unit tersebut kini ditugaskan untuk PLN dan memproduksi kapasitas lebih dari lingkup kontrak dan transmisi listrik lebih ke jaringan lokal.

Editor: Tasrief Tarmizi