Gubernur Berharap Ekonomi Syariah Tidak Hanya Dinikmati Pemodal

id Ekonomi Syariah

"Ekonomi syariah itu sesuatu yang harus kita banggakan dari seluruh sisi. Tetapi, ekonomi syariah juga tidak boleh hanya menyentuh pemilik modal dan pelaku pendidikan tetapi masyarakat juga harus bisa ikut menikmatinya,"
Mataram (Antara NTB) - Gubernur Nusa Tenggara Barat TGH M Zainul Madji berharap ekonomi syariah tidak hanya menyentuh para pemilik modal dan pelaku pendidikan tetapi harus juga bisa dinikmati seluruh lapisan masyarakat.

"Ekonomi syariah itu sesuatu yang harus kita banggakan dari seluruh sisi. Tetapi, ekonomi syariah juga tidak boleh hanya menyentuh pemilik modal dan pelaku pendidikan tetapi masyarakat juga harus bisa ikut menikmatinya," kata Zainul Majdi di sela kegiatan Konferensi Internasional Ekonomi dan Keuangan Islam di Kota Mataram, Selasa.

Menurut dia, adanya kegiatan yang membahas ekonomi syariah, seperti yang diselenggarakan di NTB, perlu disertai langkah nyata dan praktis. Mulai penajaman konsep dan gagasan, sehingga sebanyak mungkin umat dapat berpartisipasi tanpa membutuhkan strata tertentu.

"Selama ini ekonomi Islam hanya diminati oleh orang-orang tertentu. Karenanya, dengan seminar ini, semakin mengenalkan ekonomi Islam dan diaplikasikan lebih luas lagi," ujarnya.

Selain itu, gubernur menambahkan, sembilan dari 10 pintu rezeki ada di perdagangan atau aktivitas ekonomi. Namun, sayangnya umat kita hanya berdesak-desakkan memasuki satu pintu dan tidak memanfaatkan sembilan pintu lainnya.

"Mudah-mudahan dengan adanya seminar ini membuka mata kita untuk bisa menggunakan pintu tersebut demi menciptakan ekonomi Indonesia yang lebih baik," katanya.

Sementara Ketua BPK RI H Harry Azhar Azis mengatakan pertumbuhan ekonomi Islam semakin meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya perbankan syariah maupun lembaga lembaga ekonomi Islam lainnya dibanyak negara.

Karena itu, menurutnya, perkembangan yang baik ini merupakan momentum bagi ekonomi Islam untuk bisa memberi solusi dari krisis ekonomi yang diakibatkan oleh "mainstream" sistem ekonomi lain.

Penerapan ekonomi dan keuangan Islam ditandai dengan terbukanya pasar konvensional dengan menawarkan produk keuangan maupun perbankan yang berbasis syariah atau Islam. Bahkan, perkembangan ekonomi Islam di indonesia selain karena kondisi demografis juga didukung oleh keyakinan dari beberapa intelektual dan praktisi ekonomi bahwa sistem ekonomi Islam dapat menjadi sistem ekonomi alternatif atas beberapa kegagalan ataupun kekurangan dalam sistem ekonomi kapitalis.

"Sistem ekonomi Islam memiliki paradigma keadilan sosial ekonomi sebagai tujuan utamanya," katanya. (*)