Polres Mataram selidiki kasus video perkelahian siswi

id Perkelahian Siswa

Polres Mataram selidiki kasus video perkelahian siswi

Ilustrasi (1)

"Video siswi yang berkelahi itu merupakan salah satu fenomena masyarakat yang harus kita sikapi"
Mataram (Antara NTB)- Kepolisian Resor Mataram, Nusa Tenggara Barat, akan penyelidikan kasus perkelahian siswi yang videonya tersebar melalui sejumlah media sosial.

"Video siswi yang berkelahi itu merupakan salah satu fenomena masyarakat yang harus kita sikapi dan selidiki agar tidak berdampak negatif bagi masyarakat terutama siswa lainnya," kata Kapolres Mataram AKBP Heri Prihanto di Mataram, Kamis.

Pernyataan itu dikemukakannya menanggapi adanya dugaan siswi tingkat SMP yang masih menggunakan seragam sekolah berkelahi di pinggir "Pantai Selingkuh" di kawasan Sekarbela, dan ditonton oleh sejumlah teman sekolahnya.

Heri Prihanto yang ditemui usai bertemu dengan Penjabat Wali Kota Mataram itu mengatakan, penyelidikan itu dimaksudkan untuk memastikan dugaan-dugaan yang disebutkan sejumlah masyarakat bahwa itu adalah siswa Kota Mataram dan kasus itu terjadi di kawasan pinggir pantai.

"Ini menjadi pelajaran bagi siswa lainnya, agar tidak terpengaruh dengan zaman modern ini," katanya.

Menurutnya, dalam kasus ini perlu peran orang tua dalam menjaga anak-anak mereka serta memastikan bahwa anak-anak mereka sudah sampai di sekolah atau tidak.

Di samping itu, pengawasan dari orang tua juga sangat penting pada saat jam pulang sekolah, agar orang tua mempertanyakan putra/putri mereka jika jam pulang sudah lewat namun anak-anak mereka belum tiba di rumah.

"Jadi orang tua atau keluarga memiliki peran yang sangat penting guna mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan," ujarnya.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olaraga (Dikpora) Kota Mataram H Sudenom enggan mengomentari masalah itu.

"Kita belum punya bukti, jadi kami tidak mau menduga-guda apalagi menyatakan kalau siswa itu adalah siswa Kota Mataram dan terjadi di pinggir pantai di kota ini," katanya.

Apalagi, sejauh ini pihaknya belum mendapatkan laporan baik dari kepala sekolah maupun orang tua siswa, sebab jika itu benar terjadi tentu siswa atau orang tua siswa akan melapor ke polisi atau ke sekolah.

"Tapi sampai saat ini kita tidak menerima laporan. Jadi kami tidak mau menduga-duga sebelum ada bukti, karena bisa saja orang lain tapi menggunakan seragam sekolah untuk mencari sensasi," katanya.

Pasalnya, kata dia, selama ini berbagai aturan di sekolah telah ditetapkan dalam rangka memberikan pengwasan kepada peserta didik.

"Setiap sekolah telah menetapkan jam piket, jadi siswa yang keluar lingkungan sekolah harus ada alasan jelas bila perlu orang tuanya yang harus memintakan izin keluar sekolah," katanya. (*)