Gubernur NTB minta pelaku wisata tidak panik

id Gubernur NTB

Gubernur NTB minta pelaku wisata tidak panik

Gunung Barujari menyemburkan material vulkanik terlihat dari Danau Segare Anak Desa Sembalun Lawang, Kecamatan Sembalun, Selong, Lombok Timur, NTB, Senin (9/11). (Antara Foto/HO/Mutaharlin) (1)

"Saya mengimbau semua pihak untuk tetap tenang, begitu juga dengan pelaku wisata di daerah ini"
Mataram (Antara NTB) - Gubernur Nusa Tenggara Barat TGH M Zainul Majdi meminta para pelaku wisata di daerah itu untuk tidak panik dan selalu bersikap tenang menyusul tidak beroperasinya Bandara Internasional Lombok (BIL) akibat erupsi Gunung Baru Jari.

"Saya mengimbau semua pihak untuk tetap tenang, begitu juga dengan pelaku wisata di daerah ini. Karena keadaan ini tidak mudah di prediksi," kata Gubernur Zainul Majdi di Mataram, Selasa.

Ia mengatakan, sejak Gunung Baru Jari erupsi, dirinya telah menginstruksikan jajaran BPBD untuk terus melakukan pemantauan dan melaporkan setiap peristiwa dan perkembangan yang terjadi per tiga jam. Meski diketahui saat ini intensitas Anak Gunung Rinjani itu sudah relatif kecil dari sebelumnya. "

"Tetapi karena saat ini memasuki musim pancaroba dari panas ke musim hujan membuat arah angin menjadi tidak stabil dan selalu berubah-ubah, sehingga memaksa otoritas penerbangan menutup aktivitas BIL dan Selaparang," jelasnya.

Karena itu, gubernur mengimbau semua masyarakat untuk selalu berdoa agar arah angin bisa berkurang, sehingga BIL bisa beroperasi kembali.

Sementara itu, Ketua PHRI NTB I Gusti Lanang Patra mengatakan akibat tidak beropersinya BIL selama enam hari, jumlah kerugian yang dialami sektor pariwisata di daerah itu ditaksir mencapai puluhan miliar rupiah akibat erupsi Gunung Baru Jari.

"Kami belum menghitung angka pastinya berapa, tetapi kita taksir jumlahnya mencapai puluhan miliar, karena tidak beroperasinya Bandara Internasional Lombok," katanya.

Menurut dia, selama penutupan BIL, jumlah kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara ke daerah itu menjadi menurun, begitu juga dengan tingkat hunian hotel yang juga mengalami penurunan sebesar 20 persen.

"Akibat penutupan itu okupansi hunian hotel menurun, karena tidak ada lagi wisatawan yang datang," ujarnya.

Selain kerugian dari sisi kunjungan wisatawan, pariwisata NTB selama ini juga hidup dari kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition), namun akibat erupsi Gunung Baru Jari yang kemudian berimbas kepada penutupan BIL, ratusan kegiatan baik nasional dan internasional harus di tunda dan dibatalkan pelaksanaannya.

"Dari MICE saja cukup besar kerugiannya, belum ditambah dengan yang lain-lain," ujarnya.

Menurut dia, akibat tidak beroperasinya BIL sebagai dampak dari debu vulkanik erupsi Gunung Baru Jari, pihaknya memperkirakan target kunjungan dua juta wisatawan yang ditargetkan pemerintah provinsi NTB di tahun 2015 ini tidak akan tercapai.

"Ada kemungkinan target kunjungan itu akan terganggu dengan adanya letusan ini, karena kalau kita membandingkan dengan bulan Nopember ini di 2014 angka kunjungan kita sudah 70 persen," ucapnya. (*)