NTB alami defisit energi listrik 45 MW

id PLTU Jeranjang

NTB alami defisit energi listrik 45 MW

Menteri BUMN, Rini Soemarno (kanan) didampingi Direktur Konstruksi dan Energi Baru Terbarukan PLN, Nasri Sebayang (kedua kiri) saat meninjau PLTU Jeranjang unit 1 di Desa Kebon Ayu, Gerung, Lombok Barat, NTB, beberapa bulan lalu. (Antara Foto) (1)

"Mesin PLTU kalau sudah distop butuh waktu pendinginan minimal dua hari"
Mataram, (Antara NTB) - Perseoran Terbatas Perusahaan Listrik Negara Wilayah Nusa Tenggara Barat kembali mengalami defisit energi listrik sebesar 45 mega watt akibat rusaknya mesin Pembangkit Listrik Tenaga Uap Jeranjang Unit III.

Deputi Manager Hukum dan Humas PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), Amrullah, di Mataram, Rabu, mengatakan pihaknya masih menyelidiki penyebab rusaknya "sircuit breaker" Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeranjang Unit III yang menghasilkan energi listrik sebesar 1 x 25 mega watt (MW).

"Kerusakan terjadi pada Rabu (18/11), sekitar pukul 04.17 WITA. Kami masih menganalisa apakah itu disebabkan petir atau ada penyebab lain," katanya.

PLTU Jeranjang Unit III, merupakan salah satu dari tiga unit PLTU yang dibangun di Desa Taman Ayu, Kabupaten Lombok Barat, sejak 2010.

Dari tiga unit PLTU tersebut, baru PLTU Jeranjang Unit III yang sudah masuk interkoneksi Lombok, sedangkan unit I belum bisa dioperasikan meskipun pengerjaannya sudah rampung. Begitu juga dengan unit II belum selesai dikerjakan pihak rekanan PLN.

Akibat desifit energi tersebut, kata dia, pihaknya akan melakukan pemadaman bergilir di wilayah Pulau Lombok, selama lima jam setiap hari mulai pukul 18.00 hingga 22.00 WITA.

Pemadaman harus dilakukan karena pada malam hari beban puncak mencapai 205 MW, sedangkan daya terpasang hanya 160 MW.

Amrullah menambahkan, pihaknya belum bisa memastikan kapan perbaikan mesin PLTU Jeranjang Unit III akan selesai, namun dipastikan akan memakan waktu lebih dari dua hari.

"Mesin PLTU kalau sudah distop butuh waktu pendinginan minimal dua hari, itu sudah merupakan standar operasional prosedur," ucapnya.

Selain karena kerusakan mesin pembangkit, kata dia, pihaknya juga melakukan pemadaman secara tiba-tiba pada siang hari karena faktor cuaca buruk yang mengganggu sistem interkoneksi Lombok. Salah satunya isolator yang tersambar petir.

"Petir yang merusak salah satu komponen jaringan interkoneksi bisa mengganggu kestabilan sistem jaringan di seluruh Pulau Lombok. Makanya kemarin (Selasa, 17/5), terjadi pemadaman pada siang hari," kata Amrullah.

Dengan kondisi defisit energi listrik, kata dia, pihaknya berharap agar masyarakat bisa memahaminya dan mengurangi pemakaian energi listrik dengan mematikan alat-alat yang dirasa tidak terlalu dibutuhkan pada malam hari.

PLN NTB juga meminta agar para pengelola hotel memanfaatkan mesin pembangkit listriknya pada malam hari untuk mengurangi beban puncak. (*)