Kadis Pertanian Mataram sebut oknum pengusaha Australia "PHP")

id Kadis Pertanian

Kadis Pertanian Mataram sebut oknum pengusaha Australia "PHP")

Ilustrasi - bunga heliconia (www.reportaserepublik.com) (1)

"Dia itu (pengusaha Australia) hanya sebagai penjual bibit"
Mataram (Antara NTB) - Kepala Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kota Mataram H Mutawalli menyebut oknum pengusaha Australia sebagai "pemberi harapan palsu" (PHP) karena tidak melaksanakan janjinya memfasilitasi pemasaran bunga heliconia ke negaranya.

"Dia itu (pengusaha Australia) hanya sebagai penjual bibit," kata Mutawalli, kepada wartawan di Mataram, Rabu.

Oknum pengusaha Australia berinisial DAD itu menjalin kemitraan dengan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kota Mataram, untuk membudidayakan bunga pisang-pisangan atau heliconia pada 2013.

Pengusaha itu diketahui sebagai pemilik salah satu perusahaan bunga di Bali, dan sudah lama tinggal di daerah pariwisata tersebut.

Investor itu sudah menandatangani nota kesepakatan dengan KTNA Kota Mataram, untuk memfasilitasi penyediaan bibit heliconia berkualitas dengan mendatangkan dari beberapa negara, seperti Argentina, Australia dan termasuk dari beberapa daerah di Indonesia.

Dalam kesepakatan itu juga tertuang perjanjian akan membantu memasarkan bunga heliconia ke Australia.

"KTNA Mataram membudidayakan heliconia pada lahan seluas dua hektare di dekat Bandara Selaparang, tapi ketika panen, pengusaha Australia itu tidak jadi membantu pemasaran ke negaranya," kata Mutawalli.

Dia mengatakan, bunga heliconia yang sudah dipanen akhirnya dijual ke hotel-hotel yang ada di Pulau Lombok, dan sebagian lagi dijual ke Bali dengan harga Rp1.500 hingga Rp3.500 per tangkai. Nilai jual tersebut masih tergolong bagus, sehingga tidak merugikan petani.

Meskipun merasa diakali pengusaha Australia, kata Mutawalli, KTNA Mataram masih tetap eksis membudidayakan bunga heliconia untuk memenuhi permintaan pasar lokal dan Bali.

KTNA Kota Mataram saat ini memanfaatkan lahan seluas satu hektare di kawasan ruang terbuka hijau (RTH) di lingkar selatan Kota Mataram.

"Pasar bunga heliconia di Bali, masih bagus. Makanya ada pengumpul dari Bali yang menjalin kemitraan dengan KTNA," ujarnya.

Menurut Mutawalli, pasar bunga hias di NTB, khususnya Kota Mataram sangat prospek, seiring berkembangnya pariwisata yang ditandai dengan menjamurnya hotel melati dan berbintang, terutama di Kota Mataram.

NTB juga salah satu tujuan wisata terkenal, selain Provinsi Bali, sehingga peluang pasar cukup besar dari hotel-hotel yang ada di kedua provinsi tersebut.

"Tinggal bagaimana petani kita memanfaatkan peluang itu, sebab hotel-hotel menginginkan kontinuitas barang baru mereka mau menjalin kemitraan," katanya. (*)