Disnakeswan NTB tak rekomendasikan beternak ayam ras petelur

id Ternak unggas

Disnakeswan NTB tak rekomendasikan beternak ayam ras petelur

Ilustrasi--Ternak Unggas. (FOTO ANTARA/Dedhez Anggara) (1)

"Risiko tinggi kalau dipelihara oleh kelompok peternak karena ayam ras petelur rentan penyakit dan biaya pakan mahal"
Mataram (Antara NTB) - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Nusa Tenggara Barat tidak merekomendasikan kelompok peternak untuk beternak ayam ras petelur karena risikonya relatif tinggi.

"Risiko tinggi kalau dipelihara oleh kelompok peternak karena ayam ras petelur rentan penyakit dan biaya pakan mahal kalau jumlah populasi kurang dari 5.000 ekor," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Nusa Tenggara Barat (NTB) Hj Budi Septiani di Mataram, Rabu.

Meskipun tidak merekomendasikan beternak ayam ras petelur, kata dia, bukan berarti NTB tergantung pada pasokan telur dari daerah lain.

Disnakeswan NTB sudah mengembangkan model kampung unggas di Desa Teruai dan Desa Janapria, Kabupaten Lombok Tengah, yang bisa menjadi contoh bagi desa lainnya di NTB.

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Nusa Tenggara Barat terus memperbanyak kampung unggas untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daging dan telur di daerah itu.

Budi menambahkan, pihaknya akan terus memperluas kampung unggas setiap tahun sebagai salah satu strategi pengentasan kemiskinan di wilayah perdesaan melalui sektor peternakan.

"Makanya saya tantang kabupaten/kota mengembangkan kampung unggas untuk menuju mandiri daging unggas dan telur guna memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat dan rumah makan," ujarnya.

Budi menyebutkan NTB memasok rata-rata 32 juta butir telur unggas dari daerah lain atau sekitar 10 persen dari konsumsi masyarakat per tahun, selebihnya berasal dari hasil produksi peternak lokal.

Jenis telur unggas yang diproduksi dalam daerah, yakni telur ayam kampung, ayam arab dan telur itik. Sentra produksi telur unggas tersebar di Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, dan Pulau Sumbawa.

"Kenapa NTB masih memasok telur ayam ras karena persepsi masyarakat telur ayam ras harganya lebih murah dan ukurannya besar dibanding telur ayam lainnya dan cocok untuk bahan kue, padahal telur ayam kampung rasanya lebih gurih," katanya.

Namun, lanjut Budi, dengan pengembangan kampung unggas pasokan telur ayam ras ke NTB dari luar daerah akan semakin berkurang. (*)