18 warga NTB meninggal karena DBD

id Demam Berdarah

18 warga NTB meninggal karena DBD

Ilustrasi - Dua orang petugas Dinas Kesehatan Kota Mataram melakukan pengasapan (Fogging) guna mencegah penyebaran demam berdarah di Lingkungan Cemara, Mataram, NTB. (ANTARA Foto/Ahmad Subaidi) (1)

"Kasus terbanyak terjadi di Kabupaten Lombok Timur dan Kota Mataram"
Mataram (Antara NTB) - Sebanyak 18 warga Nusa Tenggara Barat (NTB) meninggal dunia karena menderita demam berdarah dengue (DBD).

Kepala Dinas Kesehatan NTB drg Eka Junaidi di Mataram, Kamis, mengatakan mereka yang meninggal dunia itu, terdiri dari enam orang berasal dari kota Mataram, enam di Kabupaten Lombok Timur, dua di Lombok Barat, Sumbawa dua orang, kota Bima satu orang, dan Lombok Tengah satu orang.

"Kasus terbanyak terjadi di Kabupaten Lombok Timur dan Kota Mataram," kata Eka Junaidi.

Menurut dia, jumlah kasus DBD di NTB terus meningkat. Bahkan, jumlahnya sudah menembus angka 1.727 orang. Dengan, rincian Lombok Timur 489 orang, Mataram 457 orang, Sumbawa 225 orang, kabupaten Lombok Utara 89 orang, Bima 83 orang, Lombok Tengah 61 orang, kota Bima 26 orang, Dompu 76 orang, dan Sumbawa Barat 34 orang.

"Angka ini jauh lebih banyak dari tahun 2015, karena jumlah penderita DBD dari Januari hingga Desember itu sebanyak 1.273 orang. Sedangkan, tahun ini dari januari hingga April sudah mencapai 1.727 orang," jelasnya.

Ia menuturkan, tingginya angka penderita demam berdarah dengue di NTB, disebabkan karena pengaruh curah hujuan yang begitu tinggi, sehingga jentik nyamuk banyak berkembang.

"Ini ditambah prilaku masyarakat yang kurang menjaga lingkungan, sehingga memudahkan nyamuk untuk bertelur," katanya.

Eka menambahkan, guna menekan angka DBD tersebut, pihaknya telah mengintruksikan kaabupaten/kota melalui dinas masing-masing untuk terus melakukan pemantauan dan upaya pencegahan melalui pemberantasan jentik nyamuk, fogging, pembagian bubuk abate, dan melakukan gerakan bersih lingkungan.

"Kalau ada keluarga yang terkena DBD, segera membawa ke pusat kesehatan terdekat, seperti puskemas dan rumah sakit, sehingga cepat bisa ditangani oleh dokter," jelasnya.

Untuk itu, ia berharap agar seluruh masyarakat melakukan upaya tanggap, mengingat musim hujan diperkirakan masih berlangsung lama.

"Harapan kita kasus DBD ini tidak terus semakin bertambah. Kalaupun terus bertambah jumlah kasusnya hanya pada gejala DBD saja, tidak sampai ada korban meninggal dunia lagi," ucap Eka. (*)