Ketegangan meningkat di sepanjang perbatasan jalur Gaza-Israel

id Jalur Gaja

Ketegangan meningkat di sepanjang perbatasan jalur Gaza-Israel

Ilustrasi - Pengunjuk rasa Palestina dengan penutup wajah melewati ban dibakar saat terjadi bentrokan dengan tentara Israel dekat perbatasan Israel dan Pusat Jalur Gaza, Rabu (14/10/2015). (REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa) (1)

Jerusalem (ANTARA News) - Ketegangan meningkat di sepanjang perbatasan Jalur Gaza-Israel pada Rabu (4/5) akibat empat baku tembak lintas perbatasan sepanjang hari itu.

Tank Israel melepaskan beberapa tembakan artileri ke daerah kantung Palestina tersebut, setelah gerilyawan Jalur Gaza menembakkan roket ke arah sasaran militer di perbatasan.

Pada pagi hari, seorang juru bicara militer Israel mengatakan satu peluru mortir ditembakkan dari pos Hamas ke arah tentara Israel selama "satu operasi" di dekat perbatasan Jalur Gaza Selatan, tapi tak ada korban jiwa. "Satu tank Pasukan Pertahanan Israel membalas dan melepaskan tembakan ke arah ancaman."

Pada siang hari, satu ledakan --yang tampaknya disebabkan oleh peluru mortir lain-- terjadi di dekat satuan Zeni Tempur di Front Shujaiyya di Jalur Gaza Utara, lalu diikuti oleh serangan mortir ketiga dua jam kemudian.

Kantor Berita Palestina, WAFA, melaporkan beberapa tank mengebom satu daerah pertanian di dekat perbatasan dan menembak dua menara pengawas yang diduga digunakan oleh sayap militer Hamas, Beigade Izz Ad-Din Al-Qassam.

Baku tembak lain dilaporkan terjadi pada sore hari, lapor Xinhua. Bom artileri ditembakkan ke permukiman Tufah di bagian timur Jalur Gaza.

Kementerian Pendidikan di Jalur Gaza mengungsikan pelajar dari dua sekolah di bagian timur wilayah, karena khawatir pengeboman akan terjadi lagi.

Belum ada laporan mengenai korban cedera di pihak Palestina.

Hamas, organisasi gerilyawan Palestina yang menguasai Jalur Gaza, dan Jihad Islam memperingatkan Israel mengenai "konsekuensi yang bakal terjadi" jika peningkatan keadaan saat ini terus terjadi.

"Peningkatan serangan Israel adalah perkembangan baru dan kelompok perlawanan Palestina melakukan konsultasi untuk memutuskan bagaimana cara menanggapinya," kata Mushir Al-Masri, seorang pemimpin senior Hamas, yang dilaporkan oleh Jerusalem Post.

Ia menyeru semua pihak yang mengawasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas agar menganggap Israel bertanggung jawab atas pelanggaran musuh Zionis, dan menegaskan, "Musuh tak boleh mencoba kesabaran Hamas."

Pada Selasa (3/5), tembakan dilepaskan ke arah tentara Israel yang melakukan perjalanan dengan naik satu kendaraan militer di dekat perbatasan. Tak seorang pun cedera, tapi kerusakan terjadi akibat senjata berat militer Israel.

Pada Selasa pagi, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengunjungi daerah Jalur Gaza, tempat beberapa pejabat militer memberi penjelasan kepadanya mengenai situasi di daerah itu, dan mengenai ditemukannya terowongan bawah tanah belum lama ini, dari Jalur Gaza ke dalam wilayah Israel. Pasukan keamanan Israel percaya terowongan tersebut dimaksudkan untuk melancarkan serangan.

Masih pada Selasa, Dinas Pajak Israel menyatakan lembaga itu menggagalkan upaya untuk menyelundupkan beberapa ton amonium klorida ke dalam Jalur Gaza, sebab bahan kimia tersebut dapat digunakan untuk tujuan militer, termasuk untuk roket jarak jauh.

Israel melancarkan agresmi militer selama 51 hari dari Juli sampai Agustus 2014. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 2.251 orang Palestina --kebanyakan warga sipil, dan 72 orang Yahudi, hampir semua personel militer dan cuma enam dari mereka adalah warga sipil.

(Uu.C003)

Editor: Heppy Ratna
(*)