Bulog NTB ditarget serap 2.000 ton bawang

id Bawang Bima

Bulog NTB ditarget serap 2.000 ton bawang

Aktivitas jual beli bawang yang dikawal TNI AD, di Kabupaten Bima. (1)

"Sebagai orang lapangan, kami selalu siap menjalankan tugas, bahkan tidak mengenal hari libur, siang, dan malam kami tetap bekerja"
Mataram (Antara NTB) - Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara memberi target Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik Divisi Regional Nusa Tenggara Barat menyerap sebanyak 2.000 ton bawang merah untuk memenuhi kebutuhan pasar di Jakarta.

Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divisi Regional Bima Raden Guna Dharma ketika dihubungi dari Mataram, Selasa, mengatakan target serapan sebelumnya sebanyak 750 ton, namun untuk menghindari pengaruh para spekulan dalam pembelian bawang merah Bulog NTB diberikan tambahan target menjadi 2.000 ton.

"Sebagai orang lapangan, kami selalu siap menjalankan tugas, bahkan tidak mengenal hari libur, siang, dan malam kami tetap bekerja," katanya.

Ia menyebutkan realisasi pembelian pengiriman bawang merah oleh Perum Bulog Sub Divre Bima sampai dengan 22 Mei 2016 sebanyak 473,8 ton untuk operasi pasar bawang merah di Jakarta.

Pengiriman terakhir dilepas oleh Bapak Dirjen Hortikultura Spudnik Sujono didampingi Kepala Bulog Sub Divre Bima Raden Guna Dharma, Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortukultura NTB Wardi, Kepala Bidang Hortikultura, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Bima, serta perwakilan kelompok tani sebagai mitra pemerintah.

Bawang yang dikirim ke Jakarta, kata pria yang biasa disapa Awang ini, merupakan hasil produksi petani di lima kecamatan di Kabupaten Bima, yakni Kecamatan Woha, Belo, Wera, Sape, dan Monta.

"Kami sudah menanda tangani surat perjanjijan kerja sama dengan kelompok tani terkait dengan harga pembelian sebesar Rp20.000 per kilogram kering (askip)," ujarnya.

Harga sebesar Rp20.000 di tingkat petani, kata dia, merupakan keputusan rapat terbatas di Pergudangan Bulog Kelapa Gading, pada 16 Mei 2016 membahas tentang ketersediaan bawang merah untuk memenuhi kebutuhan pasar di Jakarta.

Rapat terbatas tersebut dihadiri Menteri Pertanian, Menteri BUMN, dan Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan.

Dalam rapat tersebut diusulkan perubahan rencana ketersediaan pasokan bawang merah untuk dibeli Perum Bulog sampai dengan akhir Mei 2016 di sejumlah provinsi yang menjadi sentra produksi.

Di sentra produksi di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Bulog semula ditargetkan membeli sebanyak 1.000 ton, kemudian ditambah menjadi 2.000 ton, Malang dari 300 ton naik menjadi 500 ton, dan Kabupaten Bima, NTB, dari 750 ton ditambah menjadi 2.000 ton.

Di Brebes, Jawa Tengah, awalnya harus dibeli sebanyak 50 ton, kemudian ditambah menjadi 500 ton, Majalengka dari 40 ton naik menjadi 500 ton dan Cirebon dari 100 ton ditambah menjadi 300 ton.

Total bawang merah yang harus dipasok ke Jakarta dari enam provinsi yang menjadi sentra produksi, sebanyak 5.800 ton hingga akhir Mei 2016. Sebelumnya hanya 2.240 ton.

"Khusus Bulog Divre Bima siap untuk menyerap sesuai target yang diberikan, terlebih musim panen raya akan terjadi dalam waktu dekat, bahkan ada juga sentra lainnya, seperti di Kabupaten Sumbawa," kata Awang. (*)