Kota Tua Ampenan masuk data UNESCO

id Ampenan UNESCO

Kota Tua Ampenan masuk data UNESCO

Ilustrasi - Kondisi salah satu sudut kota tua Ampenan. (1)

"Terakomodasinya kota tua Ampenan dalam data UNESCO ini tentu akan memberikan dampak terhadap peningkatan promosi bidang pariwisata di kota ini"
Mataram (Antara NTB)- Wakil Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana mengatakan, kota tua Ampenan pada 2016 masuk data UNESCO (The United Nations Organization for Education, Science, and Culture) sebagai kota pusaka dengan klaster B.

"Terakomodasinya kota tua Ampenan dalam data UNESCO ini tentu akan memberikan dampak terhadap peningkatan promosi bidang pariwisata di kota ini," katanya kepada wartawan di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Rabu.

Atas pendataan itu, belum lama ini Pemerintah Kota Mataram diundang untuk mengikuti workshop "Pusaka Sebagai Aset Kebudayaan, Sosial, dan Ekonomi" di Denpasar, Bali, yang dihadiri langsung oleh wakil wali kota.

Wakil wali kota mengatakan, workshop itu membahas mengenai pelestarian sebuah kawasan kota bersejarah yang disebut kota pusaka dan mendapat pengakuan sebagai daftar warisan dunia oleh UNESCO.

Dikatakannya, dengan masuknya Kota Mataram sebagai salah satu kota pusaka UNESCO, Kota Mataram akan mendapatkan dukungan anggaran dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan UNESCO.

"Namun besaran anggarannya kita belum tahu, karena rencananya bantuan diberikan bukan dalam bentuk uang melainkan dalam bentuk program yang sudah jadi," katanya.

Program itu, katanya, tentu akan difokuskan di kawasan Ampenan sebagai kota tua untuk dipercantik serta diperkuat simbol-simbol yang menjadikannya sebagai kota pusaka.

"Program penataan dari UNESCO akan kita fokuskan di Ampenan, karena kota tua Ampenan menjadi daya tarik UNESCO untuk memberikan atensinya ke Kota Mataram," sebutnya.

Namun demikian, lanjutnya, intervensi program di kota tua Ampenan dari UNESCO direncanakan dilaksankan tahun 2017, karena tahun ini UNESCO akan melaksanakan intervensi pada daerah yang masuk klaster A.

Daerah yang masuk klaster A ini adalah Pekanbaru, Ternate dan Probolinggo.

"Setelah klaster A tuntas diintervensi, UNESCO akan melanjutkan ke klaster B dan klaster-klaster C dan D," katanya.

Dia menilai, dengan terakomodasinya kota tua Ampenan dalam data UNESCO menjadi peluang pemerintah kota untuk bisa terus mengembangkan kawasan kota tua Ampenan yang juga telah tercatat sebagai bagian dari jaringan kota pusaka di Indonesia.

"Selama ini kita juga telah melakukan upaya revitalisasi Ampenan secara terpadu tanpa mengubah cirinya sebagai kota tua," katanya.  (*)