Seto : NTB Kembangkan Pariwisata Dari Pada Tembakau

id PARIWISATA NTB

"NTB saat ini pariwisatanya terus meningkat. Kenapa tidak itu saja yang dikembangkan, dari pada harus menanam dan menghasilkan tembakau,"
Mataram (Antara NTB) - Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi menyarankan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk lebih fokus mengembangkan pariwisata dari pada harus mengembangkan tanaman tembakau sebagai upaya mengendalikan konsumsi rokok pada anak-anak.

"NTB saat ini pariwisatanya terus meningkat. Kenapa tidak itu saja yang dikembangkan, dari pada harus menanam dan menghasilkan tembakau," kata Seto Mulyadi di Mataram, Sabtu.

Ia menjelaskan, potensi sumber daya alam NTB di bidang pariwisata sangat besar. Karena, dengan besarnya potensi dan kekayaan dari sumber daya alam itu, mestinya Pemerintah Provinsi NTB tidak hanya mengandalkan tembakau untuk menambah pendapatan daerah.

Sebab, bahaya rokok akibat tanaman tembakau sama seperti menggunakan narkoba. Terutama, yang akan menjadi korban adalah anak-anak. Maka sudah sepantasnya NTB mengganti atau mengalihkan tanaman tembakau ke bidang pariwisata.

"Jangan sampai kita mengorbankan generasi muda dan anak-anak, hanya karena rokok," ucapnya.

Menurut dia yang akrab disapa Kak Seto, NTB bisa saja menghilangkan ketergantungan tanaman tembakau ke bidang lain, seperti pariwisata. Asalkan, pemerintah provinsi bersama kabupaten fokus untuk menggali dan mengelola pariwisata sebagai andalan utama untuk memperoleh dan ningkatkan sumber pendapatan daerah.

"Kita tahu akibat pengaruh rokok, banyak anak-anak, generasi muda di Indonesia yang kecanduan zat adiktif, seperti narkoba. Salah satunya, tidak memperbaiki usianya, tidak produktif dan merusak masa depannya," tuturnya menyikapi Konvensi Kerangka Kerja untuk Pengendalian Tembakau (FCTC). 

Karena zat yang terkandung dalam rokok tidak menyehatkan bagi kesehatan, bahkan merusak. Tidak hanya itu, akibat rokok jutaan manusia harus meninggal karena merokok.

"Mereka yang meninggal akibat rokok ini lebih banyak dari kekejaman perang," katanya.

Untuk itu, ia berharap pemerintah provinsi NTB tidak lagi menananm tembakau. Tetapi menggantinya dengan meningkatkan pariwisata.

Berdasarkan data Pemerintah Provinsi NTB, produksi tembakau NTB sebanyak 30 ribu ton atau terbesar ketiga di Indonesia, setelah Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah. Sedangkan, luas areal tanaman tembakau mencapai lebih dari 20 ribu hektare yang tersebar di Kabupaten Lombok Timur dan Lombok Tengah. (*)