Wabup Sumbawa Barat Prihatin Maraknya Kekerasan Terhadap Guru

id Wabup KSB

Wabup Sumbawa Barat Prihatin Maraknya Kekerasan Terhadap Guru

Wakil Bupati Sumbawa Barat Fud Syaefuddin. (1)

"Guru tetaplah seorang guru, mau jadi presiden sekalipun kita saat ini, guru wajib tetap harus dihormati"
     Sumbawa Barat (Antara NTB) - Maraknya kasus kekerasan terhadap guru rupanya menjadi perhatian Wakil Bupati Sumbawa Barat, Fud Syaefuddin.
     Ia menyatakan prilaku kasar murid atau oknum orang tua terhadap guru, apapun alasannya tidak dapat dibenarkan.
     "Guru tetaplah seorang guru, mau jadi presiden sekalipun kita saat ini, guru wajib tetap harus dihormati. Karena berkat bimbingan guru kita bisa menjadi diri kita sendiri, seperti sekarang," ujar Wabup, ketika berbicara dalam sebuah kegiatan di Taliwang.
     Wabup menyatakan gaya pendidikan jaman dulu, setiap orang tua menyerahkan anak-anaknya untuk di didik oleh guru secara penuh (full) tidak hanya ketika berada di lingkungan sekolah, tetapi juga ketika bergaung di lingkungan masyarakat.
     Kalaupun dipukul atau ditegur itu dianggap sebagai bagian dari proses menuntut ilmu bagi anak-anak dan orang tua memahami kondisi tersebut. Itu membuktikan betapa dihormati dan diseganinya seorang guru oleh generasi terdahulu.
     "Tapi jaman sekarang, ketika ada guru memukul atau mencubit murid, orang tuanya langsung lapor Polisi. Bahkan ada yang tega melakukan kekerasan terhadap guru. Ini tidak boleh lagi terjadi. Yakinlah apa yang dilakukan bapak dan ibu guru itu untuk kepentingan anak-anak kita," ucapnya.
     Sebagai bagian dari penyelenggara pendidikan, guru menurut wabup tentu memiliki konsep dalam mendidik anak muridnya dan punya tanggungjawab besar untuk mendidik generasi penerus bangsa.
     Di satu sisi guru pasti punya keterbatasan karena guru juga manusia bisa. Tidak mungkin anak muridnya dipukul atau dicubit kalau tidak ada persoalan yang sudah melampaui batas kesabarannya.
     Apalagi di era globalisasi saat ini transformasi tekhnologi dan informasi berlangsung sangat cepat. Banyak orang tua yang jauh tertinggal dalam hal tekhnologi dibandingkan anak-anaknya.
     Keberadaan internet yang menyuguhkan berbagai macam informasi dan hiburan dapat dengan mudah diakses anak-anak.  
     Orang tua kadang apatis dengan kondisi tersebut karena alasan terlalu sayang sehingga semua keinginan anak dipenuhi. Padahal tidak semua informasi, hiburan serta tekhnologi yang diakses melalui internet itu positif.
     Bahkan banyak yang "berbahaya" untuk tumbuh kembang anak-anak. Dalam konteks ini, peran guru menurut Wabup sangat penting untuk menekan sekaligus mengawasi prilaku anak.
     "Ditegur sekali oleh gurunya, tidak mau berubah, dua kali sama saja, ketiga kali tetap tidak berubah, tentu tindakan keras harus diambil guru. Tujuannya untuk merubah prilaku anak itu sendiri. Ini pelajaran yang harus kita petik," katanya. (*)