Stasiun Meteorologi Belum Rekomendasikan Penutupan Bandara Lombok

id gunung barujari

Stasiun Meteorologi Belum Rekomendasikan Penutupan Bandara Lombok

(1)

"Mudaha dampak letusan Gunung Barujari, tidak sampai menyebabkan bandara ditutup seperti peristiwa sebelumnya"
Mataram (Antara NTB) - Stasiun Meteorologi Selaparang belum merekomendasikan penutupan sementara Bandara Internasional Lombok, Nusa Tenggara Barat, karena dampak letusan Gunung Barujari, anak Gunung Rinjani, yang saat ini dinilai belum signifikan terhadap lalu lintas udara.

"Melihat potensi pergerakan debu vulkanis yang bergerak ke arah barat daya - barat, kemungkinan sebaran debu akan menutupi area bandara pada malam hari, diperkirakan pukul 23.00 WITA," kata Kepala Stasiun Meteorologi Selaparang, Bandara Internasional Lombok, Semwilar, ketika dihubungi di Mataram, Selasa.

Gunung Barujari di Pulau Lombok dilaporkan kembali meletus pada Selasa pukul 14.45 WITA, ketinggian letusan abu vulkanik mencapai 2.000 meter dengan amplitudo sebesar 55 milimeter.

Sejauh ini, kata Semwilar, aktivitas penerbangan dari dan menuju Bandara Internasional Lombok, di Kabupaten Lombok Tengah, masih berjalan normal.

Stasiun Meteorologi Selaparang, Bandara Internasional Lombok, terus memantau aktivitas Gunung Barujari. Jika memang dampak letusan mempengaruhi keamanan lalu lintas penerbangan, maka akan direkomendasikan untuk penutupan bandara sementara.

"Kami akan terus berkoordinasi dengan pihak otoritas bandara terkait dengan dampak letusan gunung tersebut," ucap Semwilar.

Sementara itu, Manager Pemasaran Wilayah PT Citilink Indonesia wilayah NTB Dedi Sudarwanto mengatakan sejauh ini belum ada informasi tentang penundaan keberangkatan penumpang dari Otoritas Bandara Internasional Lombok.

"Belum ada informasi penundaan. Bahkan, pesawat menuju Jakarta akan terbang pukul 20.00 WITA. Mudahan, dampak letusan Gunung Barujari, tidak sampai menyebabkan bandara ditutup seperti peristiwa sebelumnya," ujarnya.

Gunung Barujari atau disebut Gunung Baru yang terbentuk pada tahun 1944 berada di sisi timur kaldera Gunung Rinjani, dengan kawah berukuran lebar 170 meter dan panjang 200 meter, ketinggian 2.296-2376 meter dari permukaan laut (mdpl).

Gunung Barujari pernah meletus pada 20 Oktober 2015 sekitar pukul 10.45 WITA dan menyebabkan jalur pendakian ditutup serta aktivitas penerbangan dari dan menuju NTB dihentikan karena ketinggian letusan berbahaya bagi keselamatan penerbangan.

Letusan juga terjadi pada Juli tahun 2016, dengan ketinggian letusan abu vulkanik sekitar 100 meter. Meskipun demikian, aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Lombok ditutup sementara karena abu vulkanik yang mengarah ke area bandara mengganggu aktivitas penerbangan. (*)