BI NTB Bantu Kelompok Ternak di Sumbawa

id BI NTB

BI NTB Bantu Kelompok Ternak di Sumbawa

Kepala Perwakilan BI NTB Prijono,menanam bibit pohon yang bisa dimanfaatkan sebagai pakan hijauan sapi. (Ist) (1)

"Program klaster sapi ini juga dalam rangka mewujudkan swasembada daging sapi"
Mataram (Antara NTB) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Nusa Tenggara Barat memberikan bantuan pembangunan infrastruktur dasar dan sarana pendukung kepada kelompok klaster ternak sapi di Desa Batu Teling, Kecamatan Moyo Hulu, Kabupaten Sumbawa.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Nusa Tenggara Barat (NTB) Prijono, di Mataram, Senin, mengatakan sebanyak empat kelompok penerima bantuan tersebar di empat dusun dengan fokus utama budi daya ternak dengan pola pengandangan dan pemberian pakan hijau.

"Total nilai bantuan untuk empat kelompok tersebut Rp95 juta. Bantuan berupa kandang timbang, kandang komunal, bangunan sekretariat dan talut sudah kami serahkan beberapa hari lalu di Sumbawa," katanya lagi.

Bantuan tersebut, lanjut Prijono, diberikan dalam rangka program Sosial Bank Indonesia, berupa pembentukan klaster ternak sapi di NTB.

Dalam mengembangkan klaster sapi, Kantor Perwakilan BI NTB berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Sumbawa, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTB, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan NTB, Kantor Pertanahan Kabupaten Sumbawa, dan PT Bank NTB.

Ia menjelaskan tujuan program Pengembangan Klaster Sapi adalah untuk meningkatkan produktivitas, kualitas, dan daya saing komoditas sapi di Desa Batu Tering, sehingga dapat memenuhi kebutuhan daging sapi di NTB maupun secara nasional.

"Program klaster sapi ini juga dalam rangka mewujudkan swasembada daging sapi, sekaligus meningkatkan pendapatan dan memberdayakan masyarakat, selain sebagai upaya pengendalian inflasi," ujarnya.

Selain bantuan, Kantor Perwakilan BI NTB juga memberikan pelatihan teknologi budi daya dan kesehatan ternak kepada kelompok ternak di Desa Batu Tering, dengan melibatkan tim dari BPTP NTB dan instansi teknis lainnya.

Pelatihan itu dilaksanakan karena melihat potensi pengembangan ekonomi yang sangat besar melalui pemanfaatan kotoran ternak sebagai pupuk organik dan pemanfaatan areal tanam dengan penanaman tanaman kebutuhan pokok, seperti padi dan jagung maupun komoditas penyumbang inflasi berupa bawang merah, cabai dan tomat.

Selain potensi peternakan dan pertanian, kawasan wisata yang dimiliki Desa Batu Tering seperti area Liang Bukal, Liang Petang, dan Sarkofagus sangat potensial untuk dikembangkan dan menjadi sumber ekonomi baru.

Menurut Prijono, pemberian bantuan dan pengembangan klaster usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) oleh BI, tidak lepas dari latar belakang bahwa UMKM memiliki peran strategis di NTB, baik dari sisi jumlah unit usaha, sumbangan terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) dan penyerapan tenaga kerja.

Kegiatan pengembangan klaster sapi diharapkan dapat mendukung pencapaian tugas BI dalam mewujudkan stabilitas moneter melalui pengendalian inflasi dari sisi penawaran, sekaligus stabilitas sistem keuangan melalui terlaksana fungsi intermediasi perbankan yang lebih seimbang dan sistem pembayaran melalui dukungan terhadap penggunaan rupiah serta pemanfaatan elektronifikasi pembayaran. (*)