Pemprov NTB Minta Perbankan Berinovasi Tingkatkan Nasabah

id Inklusi Keuangan

Pemprov NTB Minta Perbankan Berinovasi Tingkatkan Nasabah

Seminar Gerakan Inklusi Keuangan yang digelar OJK NTB di Lombok Epicentrium Mal, Kota Mataram, Senin (24/10). (1)

"Melalui seminar ini saya harapkan muncul strategi dan inovasi seperti apa yang harus dilakukan perbankan untuk meningkatkan inklusi keuangan"
Mataram (Antara NTB) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat meminta industri perbankan berinovasi dalam upaya meningkatkan jumlah nasabah, baik yang menabung maupun mengakses kredit.

"Melalui seminar ini saya harapkan muncul strategi dan inovasi seperti apa yang harus dilakukan perbankan untuk meningkatkan inklusi keuangan," kata Sekretaris Daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) H Rosyadi Sayuti, pada acara seminar Gerakan Inklusi Keuangan (Geraiku), di Mataram, Senin.

Seperti yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kata dia, jumlah orang dewasa di Indonesia, yang sudah mengakses perbankan baru 36 persen atau sepertiga dari jumlah penduduk Indonesia, sebanyak 250 juta jiwa.

Oleh sebab itu, tidak salah Presiden Joko Widodo, mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 82 tahun 2016 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SKNI).

Salah satu tujuan dari Perpres tersebut adalah meningkatkan inklusi keuangan hingga 75 persen pada 2019 atau di akhir periode pertama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Begitu juga dengan di NTB, kata Rosyadi, jumlah masyarakat yang sudah mengakses perbankan harus bisa meningkat dua kali lipat dari yang sudah ada.

"Saya ingin bank itu bersahabat, sehingga tidak hanya pelaku usaha yang mengakses perbankan, tapi juga ibu-ibu rumah tangga punya akses ke perbankan, baik sebagai penabung atau minjam uang untuk kebutuhan produktif maupun konsumtif," ujarnya.

Sementara itu, Kepala OJK NTB Yusri, mengatakan seluruh bank umum sudah diminta untuk merekrut agen laku pandai yang diharapkan mampu menjadi kepanjangan tangan bank untuk melayani masyarakat di wilayah perdesaan.

Laku pandai adalah program penyediaan layanan perbankan dan atau layanan keuangan lainnya melalui kerja sama dengan pihak lain (agen bank) dan didukung dengan penggunaan sarana teknologi informasi.

Program Laku Pandai diinisasi OJK untuk mendukung upaya pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan antar wilayah terutama desa dengan menyediakan akses bagi masyarakat kecil untuk dapat melakukan transaksi keuangan khususnya perbankan dimanapun masyarakat berada, dan menyediakan produk-produk keuangan yang sederhana dan mudah dipahami.

Jumlah agen laku pandai perorangan di NTB, hingga Agustus 2016 sebanyak 2.884 orang, sedangkan agen laku pandai berbadan hukum sebanyak 34 lembaga, dengan jumlah nasabah 2.570 orang.

"Jumlah agen laku pandai akan terus bertambah karena belum semua bank merekrut agen, termasuk kami minta juga Bank NTB segera melakukan," ucap Yusri. (*)