Mataram (Antara NTB) - Senat Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat, mengukuhkan tiga profesor baru di bidang pertanian dan peternakan setelah mereka menyelesaikan berbagai persyaratan keilmuan.
Tiga profesor tersebut dikukuhkan dalam sidang terbuka Senat Universitas Mataram (Unram), di Mataram, Kamis.
Ketiganya adalah Prof H Chairussyuhur Arman, dan Prof Suhubdy, dari Fakultas Peternakan, serta Prof Mulyati dari Fakultas Pertanian.
Usai pengukuhan, ketiga profesor tersebut menyampaikan orasi ilmiahnya secara bergantian.
Prof H Chairussyuhur Arman, dalam orasi ilmiahnya menekankan pentingnya pengembangan sapi potong melalui penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) peternakan terpadu di NTB.
Menurutnya, masyarakat peternak di Lombok dan Sumbawa sangat antusias dalam menerima introduksi teknologi peternakan yang membudidayakan model peternakan dari hulu sampai hilir ini.
"Masyarakat mulai merasakan manfaatnya dalam budi daya ternak sapi baik untuk tujuan pembibitan maupun penggemukan," katanya.
Sementara Prof Suhubdy lebih menyoroti ternak ruminansia. Menurutnya dengan mengoptimalkan populasi ternak ruminansia dan penguasaan ipteknya, peternak dapat melakukan inovasi untuk bersaing secara global.
"Perlu didorong penerapan iptek dalam budi daya ternak ruminansia agar populasi cepat berkembang," ujarnya.
Prof Mulyati dari Fakultas Pertanian lebih menekankan pada pengelolaan hara terpadu menuju sistem pertanian berkelanjutan untuk mendukung ketahanan dan keamanan pangan.
Menurutnya, penggunaan pupuk anorganik yang selama ini digunakan oleh petani menyisakan zat-zat yang berbahaya bagi tanah dan menggerus unsur hara potensial yang dibutuhkan dalam pertanian.
Untuk itu, perlu digalakkan penggunaan pupuk organik. Beberapa kelebihan pupuk organik jika dibandingkan dengan pupuk buatan adalah dapat memperbaiki kesuburan fisik tanah melalui perbaikan struktur dan tekstur tanah.
Selain itu, kesuburan kimia tanah melalui penyediaan unsur-unsur hara, walaupun hara yang terkandung dilepaskan secara perlahan.
Namun pupuk organik memiliki kelemahan dari sisi daya kerja yang lambat sehingga proses mineralisasinya butuh waktu lama serta tidak bisa disimpan lama dan penggunaannya harus dalam jumlah banyak.
"Karenanya dibutuhkan pengelolaan hara terpadu sebagai alternatif terbaik untuk mendukung pertanian berkelanjutan," katanya. ***4***
(T.KR-WLD/B/E005/E005) 27-10-2016 20:05:39
Berita Terkait
Belasan mahasiswa Unram belajar jurnalistik di kantor ANTARA NTB
Jumat, 8 Maret 2024 17:16
Guru Besar Unram meminta KPK supervisi kasus korupsi Bank NTB Syariah
Senin, 19 Februari 2024 15:19
Kredit bermasalah, Gubes Unram laporkan kasus korupsi Bank NTB Syariah ke Polda NTB
Selasa, 30 Januari 2024 15:45
Pemkab Sumbawa Barat kuliahkan gratis siswa di Fakultas Kedokteran Unram
Rabu, 17 Januari 2024 16:51
Mahasiswa Unram menemukan pendeteksi merkuri dari kulit buah kepundung
Senin, 9 Oktober 2023 16:29
Ilmu Komunikasi Unram komitmen mengangkat isu lokal lewat film dokumenter
Selasa, 3 Oktober 2023 19:17
Himikom Unram gelar webinar pengembangan wisata kawasan pesisir
Jumat, 29 September 2023 17:37
Unram maladministrasi tangani unjuk rasa dan biaya tes jalur mandiri
Selasa, 26 September 2023 19:06