Ratusan Warga Kore Bima Terdampak Banjir Bandang

id Banjir Bima

Ratusan Warga Kore Bima Terdampak Banjir Bandang

Kondisi banjir di Desa Kore, Kecamatan Sanggar, Kabupaten Bima, NTB, yang terjadi pada Jumat (20/1). (Foto BPBD Bima) (1)

"Gang-gang dan jalan raya di Desa Kore juga tergenang air, namun tidak membawa material maupun batu-batuan"
Mataram (Antara NTB) - Sekitar 400 jiwa penduduk Desa Kore, Kecamatan Sanggar, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, terdampak banjir bandang setinggi 60 hingga 80 centimeter yang terjadi pada Jumat sekitar pukul 12.23 WITA.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat (NTB) H Mohammad Rum, ketika dihubungi di Mataram, mengatakan banjir bandang tersebut terjadi akibat luapan air hujan dari atas gunung yang menggenangi permukiman warga.

"Gang-gang dan jalan raya di Desa Kore juga tergenang air, namun tidak membawa material maupun batu-batuan sehingga tidak mengganggu arus lalu lintas," katanya.

Informasi yang diperoleh dari BPBD Kabupaten Bima, hujan lebat yang mengguyur wilayah gunung dan sekitarnya di Kecamatan Sanggar terjadi sekitar pukul 11.00 hingga 12.00 WITA.

Air hujan dari pegunungan kemudian mengalir deras ke pemukiman warga karena tidak ada irigasi yang mengarah ke laut sehingga air hujan meluap di pemukiman penduduk.

Oleh sebab itu, warga Desa Kore berharap dibangunkan saluran pembuangan air yang mengarah ke laut.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun sekitar 400 penduduk Desa Kore terdampak.

BPBD Kabupaten Bima, kata Mohammad Rum, sudah turun lapangan untuk melakukan pendataan sekaligus mengecek kondisi penduduk yang terdampak banjir bandang.

"Besok pagi tim BPBD Kabupaten Bima akan membawa logistik," ucapnya.

Sebelumnya, sejumlah wilayah di Kabupaten Bima dan Kota Bima, diterjang banjir bandang setinggi 1 hingga 3 meter pada Desember 2016. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun kerugian mencapai lebih dari Rp900 miliar akibat kerusakan harta benda dan infrastruktur.

Bencana alam tersebut hingga saat ini masih sering terjadi secara tiba-tiba, bahkan dengan ketinggian mencapai 1 hingga 3 meter.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Bima memperkirakan puncak musim hujan di wilayah Bima terjadi pada Januari-Februari. Bahkan, potensi hujan masih terjadi pada Maret 2016.

"Kalau curah hujannya di atas 100 milimeter atau kategori ekstrim, itu berpotensi banjir. Tapi kalau dibawah 10 hingga 20 mm atau normal kemungkinan banjir kecil," ujarnya.

Meskipun demikian, BMKG Bima mengimbau masyarakat tetap tenang, namun waspada dan siaga karena sejumlah wilayah di Kabupaten Bima, dan Kota Bima saat ini rawan potensi banjir. (*)