Kelurahan Banjar Mataram Akan Gelar "Festival Dedoro"

id festival dedoro

Kelurahan Banjar Mataram Akan Gelar "Festival Dedoro"

Dokumen - Tumpukan sampah di pinggir pantai di Kota Mataram. (ANTARA FOTO)

"Kita sengaja menggunakan kata `dedoro` (bahasa Sasak-red), sebagai bagian pelestarian bahasa daerah dan lebih familiar"
Mataram (Antara NTB)- Kelurahan Banjar, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram, akan menggelar kegiatan "Festival Dedoro" atau Festival Sampah berlangsung pada 26 Fabruari 2017, sebagai ajang edukasi penanganan sampah.

Lurah Banjar Muzakir Walad di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Jumat, mengatakan, Festival Dedoro ini bertujuan mengubah pola pikir masyarakat dalam penanganan sampah secara mandiri.

"Kita sengaja menggunakan kata `dedoro` (bahasa Sasak-red), sebagai bagian pelestarian bahasa daerah dan lebih familiar," katanya.

Menurutnya, Festival Dedoro akan dilaksanakan dari pagi hingga malam, dengan berbagai kegiatan yang mengarah edukasi, memotivasi masyarakat untuk bisa mengelola sampah secara mandiri.

Dengan demikian, penaganan sampah tidak hanya terpaku pada keberadaan tempat pembuangan sementara (TPS), dan kebutuhan armada.

"Tapi hal yang penting untuk disosialisasikan dan dimotivasi adalah bagaimana mengubah pola pikir masyarakat agar bisa mengolah sampah yang dihasilkan setiap hari," ujarnya.

Dikatakan, dalam kegiatan Festival Dedoro pada Minggu (26/2), diawali dengan kegiatan bakti sosial pembersihan Kali Gedur yang menjadi wilayah perbatasan Kelurahan Banjar.

Selanjutnya, digelar pojok bank sampah dan berbagai hasil daur ulang sampah hasil kreasi warga di Kelurahan Banjar. Sementara pada malam harinya akan digelar berbagai pementasan seni, hiburan musik, teater dan wayang mengangkat tentang pelestarian lingkungan.

Untuk hiburan musik ini, katanya, para pemain musik yang berasal dari komunitas pecinta alam akan menggunakan beberapa alat musik dari daur ulang salah.

"Misalnya dari drum dan kaleng bekas," sebutnya.

Begitu juga saat pementasan teater dan wayang kulit yang semuanya menggunakan alat pementasan dari hasil daur ulang sampah.

"Karenanya, saat ini kami juga sedang menyiapkan baju serta berbagai alat peraga yang akan digunakan oleh para pemain saat pementasan nanti," katanya.

Harapannya, dengan kegiatan itu bisa menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk mengolah sampah, minimal sampah rumah tangga yang dihasilkan setiap hari. (*)