Benda Mirip Janin Ditemukan Dalam Perut Bayi 10 Bulan

id RSUD NTB BAYI

Sudah dilakukan pemeriksaan. Dari hasil foto abdomen, `thorax` dan CT Scan pada 13-15 Maret, kesan yang muncul dan dibaca tim dokter ada `ascites` (cairan yang ada di dalam perut) kemudian tampak `massa` (benda asing) seperti janin
Mataram (Antara NTB) - Benda mirip janin diduga ditemukan dalam perut Muhammad Abdalul Zikri Hakim, bayi laki-laki berusia 10 bulan asal Desa Letok, Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Direktur RSUD Provinsi NTB dr Lalu Hamzi Fikri di Mataram, Jumat, mengatakan bayi berumur 10 bulan itu sedang menjalani perawatan secara intensif oleh tim dokter RSUD Provinsi NTB sejak dirawat 11 Maret 2017.
"Sudah dilakukan pemeriksaan. Dari hasil foto abdomen, `thorax` dan CT Scan pada 13-15 Maret, kesan yang muncul dan dibaca tim dokter ada `ascites` (cairan yang ada di dalam perut) kemudian tampak `massa` (benda asing) seperti janin," katanya.
Ia menjelaskan, untuk membuktikan apa yang ada di dalam perut janin atau bukan, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Hal ini untuk memastikan apakah yang ada di dalam perut sang bayi adalah janin atau bukan, meski dari hasil CT Scan ditemukan gambaran janin.
"Jadi meski `massa` (janin, red) itu ada, tapi tidak hidup," katanya.
Menurut Hamzi Fikri, pihaknya telah membentuk tim yang terdiri atas dokter spesialis bedah, dokter spesialis anak, untuk melakukan pemeriksaan secara komprehensif terhadap bayi tersebut.
"Insya Allah akan kita tangani dengan baik," ujarnya.
Diketahui, Muhammad Abdalul Zikri Hakim, merupakan pasien rujukan dari RSUD Dr Sujono Selong, Kabupaten Lombok Timur, dengan status BPJS mandiri.
Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSUD Provinsi NTB dr Agus Rusdhy SpOG tidak memungkiri bentuk yang ditemukan dalam perut bayi berumur 10 tahun itu mirip janin, hanya saja untuk menguji kebenarnya perlu ada pemeriksaan lebih lanjut.
Ia mengatakan apa yang menimpa bayi berusia 10 bulan itu sangat jarang terjadi. Bahkan dalam catatan ilmu kedokteran hanya 200 kasus yang terjadi di seluruh dunia.
"Biasanya terjadi pada wanita, tetapi ini bayi laki-laki sehingga perlu dilakukan pendalaman," tegasnya.
Meski demikian, ujar dr Rusdhy, apa yang dialami Muhammad Abdalul Zikri Hakim kemungkinan itu bisa terjadi. Karena dalam ilmu kedokteran disebut "fetus in fetu" (bayi itu kembar tetapi tumbuh berada dalam organ tubuhnya).
"Kalau bayi itu ada di objek vital kedua bayi itu biasanya meninggal. Tetapi kalau bayi itu ada di organ tidak vital, seperti dalam perut, tulang paha atau organ lainnya bisa saja hidup. Namun kalau `numpang` biasanya meninggal," jelasnya.
Ia menambahkan belum tahu sampai kapan operasi pengangkatan terhadap perut bayi berusia 10 bulan tersebut bisa dilakukan. Mengingat, tim dokter rumah sakit perlu melakukan pemeriksaan secara mendalam terhadap kondisinya.
"Kalau untuk kapan waktunya kita belum bisa tentukan, karena ini perlu persiapan matang, apalagi usianya masih 10 bulan dan penyakit ini baru ketahuan satu minggu setelah lahir," katanya. (*)